Renungan oleh RP. Ambrosius MSF

Minggu, 22 Agustus 2021

MINGGU BIASA XXI

Yos. 24:1-2a.15-17.18b

Ef. 5:21-32

Yoh. 6:60-69

 

Saudara/i yang terkasih…

Dalam berbagai media sosial sering saya jumpai pertanyaan tentang ke-Allah-an Yesus, salah satunya adalah Jika Yesus itu Allah mengapa Dia harus dilahirkan?

Pertanyaan ini adalah pertanyaan orang-orang yang tidak percaya dan beriman kepada Yesus Kristus yang adalah puncak kasih dan solidaritas Allah bagi kita manusia. Namun perlu disadari bahwa pertanyaan ini di satu sisi dapat semakin menguatkan iman kita akan Yesus Kristus; tetapi di sisi lain bagi orang tertentu dapat menggoyahkan iman bahkan membuat mereka pergi meninggalkan iman mereka akan Yesus Kristus.

Saudara/i yang terkasih…

Hari ini Yesus memberikan pengajaran dan penegasan bahwa Dia adalah “Roti hidup” yang mana tubuh-Nya adalah benar-benar makanan dan “darah-Nya adalah benar-benar minuman” yang bagi kebanyakan orang sangat keras dan mereka pun mundur. Maka Yesus pun bertanya kepada Petrus : “apakah kamu tidak mau pergi juga?” Namun dengan tegas dan penuh iman Petrus menjawab : “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu bahwa Engkau adalah yang Kudus dari Allah”.

Perkataan Petrus ini menegaskan bahwa dia akan tetap tinggal bersama dan dalam Yesus karena Yesus adalah Allah yang menjadi manusia.

Apa yang dilakukan oleh Petrus, sebelumnya telah dilakukan oleh Yosua. Dia mau tetap percaya dan beriman kepada Allah karena dia telah mengalami kasih Allah walaupun kadang diselimuti oleh susah dan derita.

Bagaimana dengan saya?

Saudara/i yang terkasih…

Pertanyaan Yesus di atas juga ditujukan kepada kita. Ketika kita menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin menggoda dan menggoyahkan iman, apakah kita dengan sungut-sungut meninggalkan iman kita akan Kristus? Atau kita tetap tinggal bersama Dia selamanya?

Baca Juga:  Misa Hari Minggu Biasa XVII, 25 Juli 2021

Jika kita mau tetap tinggal dalam dan bersama dengan Yesus maka kita harus saling merendahkan diri dan hidup dalam kasih seperti kasih Kristus sang kepala kepada tubuhnya yaitu kita semua sebagai jemaat-Nya.

Oleh karena itu, di tengah dunia yang serba instan dan penuh tantangan ini, marilah kita tetap berpaut dan tinggal tetap bersama dengan Yesus karena Dia adalah sumber hidup yang kekal.

Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita.

 

Hujan berkat – Mu-Sa-Fir