Belajar Bijaksana
Sabtu, 05 Februari 2022
PW. St. Agata, Perawan dan Martir
Sabtu Imam
1Raj. 3:4-13
Mrk. 6:30-34
“Memahami orang lain adalah kebijaksanaan. Memahami diri sendiri adalah pencerahan”
Saudara/i yang terkasih…
Kebijaksanaan adalah anugerah dari Tuhan berkat permohonan yang tak terputuskan kepada-Nya dan juga pengalaman hidup yang terus direfleksikan.
Salomo dalam bacaan hari ini meminta hati yang penuh hikmat dan pengertian (kebijaksanaan) dari Tuhan ketika Tuhan menampakkan diri kepadanya dalam mimpi. Salomo tahu apa yang benar-benar ia butuhkan dalam hidupnya sebagai seorang raja Israel. Ia lebih membutuhkan kebijaksanaan dari Tuhan untuk dapat menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di tengah bangsanya. Permohonan ini dikabulkan oleh Tuhan yang menganugerahkan kebijaksanaan juga kekayaan dan kemuliaan baginya.
Saudara/i yang terkasih…
Kebijaksanaan juga diajarkan dan diteladankan oleh Yesus dalam Injil hari ini. Ada dua hal yang dapat kita pelajari berkaitan dengan kebijaksanaan antara lain :
Pertama: Setelah kesibukan, seorang murid membutuhkan keheningan. Di sini Yesus mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi yang peka untuk mampu melihat situasi dan kebutuhan sesama. Kesibukan dan keheningan merupakan dua hal yang saling mendukung satu sama lain. Orang yang sibuk memerlukan keheningan untuk mendekatkan diri pada Tuhan demi mencash kembali diri dan semangatnya untuk karya pelayanan selanjutnya.
Apakah aku sudah memiliki hati yang peka?
Kedua: Memiliki hati yang berbelas kasih. Walaupun keheningan dibutuhkan tetapi perlu juga memiliki hati yang berbelas kasih untuk melayani sesama yang membutuhkan. Bagi Yesus keheningan bisa diciptakan dalam pelayanan karena bukan soal mulut yang diam tetapi bagaimana menciptakan hati yang hening di hadirat Allah sehingga menjadi pembawa damai dan sukacita bagi sesama.
Apakah aku sudah menciptakan hati yang hening di tengah kesibukanku?
Saudara/i yang terkasih…
Marilah kita belajar untuk menjadi bijaksana seperti St. Agata yang memilih untuk menjadi mempelai Kristus walaupun derita mendera karena dia sadar bahwa Yesus Kristus adalah Sang Kebijaksanaan sejati. Belajarlah pada-Nya selalu dalam perjalanan hidupmu. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita. Amin
(P. A. L. Tereng MSF)
Kopi pahit – Mu-Sa-Fir