Bacaan I: Yes. 35:1-10

Injil: Luk. 5:17-26

Ada pepatah yang mengatakan realita tak semanis ekspektasi. Kita mendambakan kehidupan yang indah, namun kenyataan hidup kadang tidaklah seperti yang diangan-angankan. Mengapa? Karena kita hidup di dunia nyata, bukan di dunia khayalan. Dalam dunia yang nyata seperti ini, kita hidup dalam perjuangan, dengan sejuta suka dan dukanya.

Itulah hidup. Makanya orang-orang bisanya berpesan: ‘bermimpilah dalam hidup, dan jangan hidup dalam mimpi’. Dalam hidup ini, kita mengenal yang namanya perputaran roda kehidupan. Kadang di atas, dan kadang di bawah. Ketika di atas, kita senang; tapi ketika berada di bawah, apakah kita sanggup menerimanya?

Dalam hidup ini, ada saja situasi di mana kita mengalami berbagai problem kehidupan seperti percintaan, karir, keluarga, maupun finansial. Orang yang berada dalam situasi sulit seperti ini biasanya kehilangan motivasi hidup, merasa gagal, kehilangan percaya diri dan makna hidup, dan sebaginya. Terkadang menerima kenyataan memang hal yang pahit.

Nah, dalam situasi kehidupan yang serba sulit seperti itu, apa yang kita butuhkan? Saya kira kita butuh dua hal ini: yakni penghiburan dan pengharapan. Dan, persis itulah yang menjadi pesan utama dari bacaan pertama hari ini. Pesannya adalah penghiburan dan pengharapan.

Isi bacaan pertama hari ini dimaksudkan untuk memberi penghiburan dan semangat kepada mereka yang memerlukan pembebasan. Secara khusus di sini disebutkan satu contoh kasus, yakni pembebasan dalam bentuk terbukanya mata orang buta dan telinga orang tuli. “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka” (Yes. 35:5).

Tapi, di mana kita bisa dapatkan penghiburan dan pengharapan itu? Jawabannya: dalam Tuhan. “Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!” (Yes.35:4). Karena itu, biarpun hidup kita saat ini barangkali tak semanis ekspektasi, ‘jangan takut, kuatkanlah hatimu’ (lih. Yes. 35:4). Inilah kata-kata penghiburan yang mengandung pengharapan yang diberikan oleh Tuhan untuk kita yang sedang berjuang menghadapi realita hidup.

Baca Juga:  Apakah Aku Jujur dan Setia?

Tapi perlu diingat bahwa pengharapan harus disertai dengan iman. Sebab, iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1).

Selain iman dan harap, kita juga harus mempunyai sesuatu yang lain lagi, yaitu kasih. Iman tanpa kasih kepada Tuhan akan berakhir dengan iman yang mati (1 Kor 13:3). Juga, harapan tanpa kasih kepada Tuhan adalah sia-sia (1 Kor 13:3). Mengapa? Sebab, kasihlah yang menyebabkan seseorang dengan penuh sukacita mau belajar tentang Tuhan. Kasih juga yang membuat kita dengan penuh kesediaan dan sukacita melayani sesama kita.

Iman, harap, dan kasih itu sangat nyata terlihat dari tindakan orang-orang yang dikisahkan dalam Injil hari ini. Dari tindakan mereka tampak jelas begitu kuatnya perhatian mereka terhadap teman mereka yang lumpuh. Mereka datang dari jauh. Mereka dengan berani menaiki atap, sambil membawa teman mereka di atas sebuah usungan.

Melalui tindakan yang sama, mereka juga menunjukkan iman yang sangat kuat akan Yesus. Penginjil Markus maupun Lukas bahkan menyebutkan bahwa justru iman dari teman-teman orang inilah yang mendorong Yesus mengucapkan sabda pengampunan. Di sini, satu-satunya dalam Injil, seorang dewasa disembuhkan berkat iman dari orang lain.

Apa yang terjadi sesudahnya? Yesus datang dengan suatu tawaran keselamatan menyeluruh, yang tidak hanya berhenti pada lahiriah. Ia melakukan penyembuhan rohani, dan sesudahnya menyembuhkan kelumpuhan orang itu. Ini jelas di luar ekspektasi orang-orang yang datang itu, sehingga Injil hari ini diakhiri dengan kalimat: “Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan”” (Luk. 5:26).

Baca Juga:  Memberi dari Kekurangan dengan Cinta yang Besar

Apa yang dapat kita petik dari bacaan-bacaan hari ini? Tentunya, pertama, kita diingatkan bahwa realita memang tak semanis ekspektasi. Dalam hidup pasti ada suka dan dukanya. Dan, kedua, kita juga diingatkan bahwa sebesar apapun masalah yang kita hadapi, jangan pernah putus asa. Yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Sebaliknya, ‘berharaplah kepada TUHAN sebab pada TUHAN ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan’ (lih. Mzm. 130:7). Tuhan akan menolong hamba-hamba yang dekat dengan-Nya. Lebih lagi, ketiga, kita disadarkan bahwa Tuhan selalu memberi lebih dari yang kita minta; sebab Ia memberi menurut kebutuhan-kebutuhan kita. Dan, Ia lebih tahu dari kita mengenai apa yang kita butuhkan.