oleh: Fr. Agustinus Yokit, MSC

Upaya membuka diri dan menjadi pelopor komunikasi serta membangun saling pengertian antar pemeluk umat beragama dimulai dari langkah sederhana. Langkah sederhana itu adalah bertemu dan berkunjung.

Langkah sederhana ini telah dimulai secara kelembagaan oleh Tim Pra Sinodal Paroki St. Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda-Kelayan Banjarmasin. Mereka melakukan kunjungan dan berwawan hati ke beberapa pemuka agama dan mengunjungi tempat ibadahnya di lingkungan Paroki. Kegiatan kunjungan berjalan merupakan bagian dari pembuka Pra Sinodal para Uskup pada tahun 2023 nanti. Tim mengunjungi tempat ibadah agama Buddha di Kelayan, Gereja Kristen Pentakosta di Komplek Persada Mas dan pemuka Umat Muslim, ketua RT di lingkungan SMA Katolik Don Bosco Banjarmasin.

Kunjungan Tim Pra Sinodal Paroki Kelayan ditemui pimpinan Vihara Duta Prabha Banjarmasin.

Kunjungan Tim ke tempat ibadah agama Buddha, Vihara Duta Prabha, Sabtu,15/1/2022, disambut langsung oleh kepala Vihara yaitu Romo Sumpono Kangmartono beserta 11 orang umat Vihara. Tim dipimpin Pastor Albert, MSC dan 8 anggota Tim.

Wawan hati dengan Pendeta GPdI di Gereja GPdI Persada Mas.

Kegiatan lanjutan Tim mengunjungi tempat ibadah Gereja Kristen Pentakosta di Indonesia (GPdI), di kompleks Persada Mas, pada Senin, 17/1/2022 sore. Tim Pra Sinodal beranggotakan 6 orang dan ditemui langsung pemimpin GPdI Pdt. James Mantiri.

 

 

 

Wawan hati dengan tokoh muslih H.Ridwan di Biara CMM Pekauman Banjarmasin.

Kegiatan terakhir bewawan hati dengn tokoh muslim, Pak Haji Ridwan Syaharani, pada 28/1/2022, yang diundang ke Biara Frater CMM. Pak Haji Ridwan selain tokoh agama juga tokoh masyarakat Ketua RT 20 Kelurahan Pekauman dimana Biara dan sekolah berada.

Baca Juga:  Mengenang 10 Tahun Kepergian Mgr. W.J.Demarteau, MSF

Dari ketiga pertemuan dan wawan hati tersebut, Tim Pra Sinodal mendapatkan hal-hal menarik, apa kata umat agama lain terhadap Gereja Katolik, kegiatan dan umatnya yakni:

 

 

Apa apresiasi dan kesan mereka terhadap Gereja Katolik?

  1. Gereja Katolik memiliki sturuktur yang jelas (hirarki).
  2. Gereja Katolik memiliki administrasi yang sangat teratur.
  3. Ada banyak kelompok kategorial yang bisa mewadahi setiap kelompok umat.
  4. Gereja Katolik memiliki gedung Gereja yang besar dan diakui oleh banyak orang.
  5. Umat Gereja Katolik dapat membangun hubungan yang baik dengan masyarakat di mana mereka berada.
  6. Umat Gereja Katolik tidak memiliki semangat untuk menarik dan bahkan memaksakan orang untuk masuk dan menjadi Katolik.

Apa masukan terhadap Gereja dan umat Katolik?

  1. Dalam hal Pendidikan, sekolah Katolik bisa memberi kesempatan kepada siswa agama lain untuk mendapat pendidikan agamanya sendiri.
  2. Bisa bekerjasama dalam hal kemanusiaan seperti membantu korban bencana dan lainnya.
  3. Umat Gereja Katolik diharapkan untuk tetap mengikuti aturan pemerintah, terlebih dalam pembangunan gedung atau tempat tinggal. Mengikuti aturan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
  4. Mendekatkan Kitab Suci pada umat, karena ada umat Katolik yang tidak bisa menjawab ketika diberikan pertanyaan mengenai kisah-kisah di dalam Kitab Suci.
  5. Memperhatikan anak muda terutama mereka yang memiliki minat di bidang musik dan lainnya karena ada anak muda yang masuk gereja Kristen karena suka dengan musik serta lagu-lagunya.
  6. Umat Katolik teristimewa para siswa-siswi yang berada di lingkungan Kelayan, diharapkan untuk dapat mengambil bagian dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat mereka bersekolah.

Itulah bagian cermin kita, umat dan Gereja Katolik, masih banyak lagi yang perlu anda lihat dari kata tetangga kita.

Baca Juga:  Menciptakan Kesatuan, Keterbukaan dan Keterlibatan di Tengah Masyarakat