Jadilah Injil yang Hidup
Renungan oleh RP. Ambrosius, MSF.
Rabu, 01 September 2021
PEKAN BIASA XXII
Kol. 1:1-8
Luk. 4:38-44
Saudara/i yang terkasih…
Dunia kita saat sedang sakit. Situasi ini disebabkan oleh dua hal :
Pertama, karena pademi covid 19 yang tak kunjung berakhir semakin banyak orang yang terpapar bahkan meninggal. Situasi ini semakin diperparah dengan kurangnya kepedulian terhadap sesama.
Kedua, egoisme manusia yang semakin tinggi dan menjalar. Hal ini disebabkan karena perkembangan zaman yang membawa dampak buruk bagi manusia yang sibuk dengan diri sendiri. Maka dapat dikatakan bahwa egoisme merupakan sakit yang paling parah yang dialami manusia zaman ini.
Namun kita bersyukur kepada Allah karena pada hari ini kita diingatkan melalui sabda-Nya. Yesus menegaskan : “juga di kota-kota lain, Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus”.
Saudara/i yang terkasih…
Sabda Yesus di atas mau menegaskan bahwa Injil harus diwartakan untuk semua orang di berbagai tempat dan situasi. Oleh karena itu kita harus menanggalkan egoisme dan keterkungkungan diri sehingga berani keluar dari diri sendiri dan pergi melayani sesama serta mampu menjadi Injil yang hidup. Injil harus berbuah dalam tindakan nyata bagi mereka yang sakit dan menderita.
Saudara/i yang terkasih…
Untuk dapat menjadi Injil yang hidup, kita harus rela memberi diri bagi Allah dengan datang pada-Nya menimba kekuatan dari kasih-Nya melalui doa dan perayaan Ekaristi. Yesus juga sebelum memulai karya-Nya dengan Dia pergi ke tempat untuk berdoa memohon kekuatan dari Bapa-Nya.
Maka marilah kita memohon kekuatan dari Allah agar kita mampu menjadi Injil yang hidup di tengah dunia kita saat ini. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita.
(P. A. L. Tereng MSF)
HPblnSptmbr – Mu-Sa-Fir