Jalan Salib: Jalan Penyangkalan Diri
Kamis, 03 Maret 2022
Kamis Sesudah Rabu Abu
Ul. 30:15-20
Luk. 9:22-25
“Kebahagiaan hidup tidak ditentukan oleh banyaknya harta kekayaan, tetapi oleh seberapa setianya aku di jalan salib”
Saudara/i yang terkasih…
Jalan bahagia dan jalan Salib (penderitaan) adalah dua jalan yang berbeda. Di antara dua jalan itu, manusia cendrung memilih jalan bahagia sehingga ketika ada salib (penderitaan), pasti ada keluhan yang terucap dari bibir, maupun rintihan dalam hati.
Di masa prapaskah ini, Yesus menawarkan jalan yang ekstrim yakni jalan salib, jalan yang tidak ditolak oleh manusia. “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal diri, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Jalan salib adalah jalan penyangkalan diri sehingga kita tidak terlena oleh buaian dunia. Seorang pengikut Kristus harus berani mengatakan “Tidak” terhadap godaan dan tawaran duniawi seperti harta, kedudukan, dan kekuasaan; berani mengatakan “stop” terhadap kecanduan main game on line, rokok, narkoba dan lain sebagainya.
Saudara/i yang terkasih…
Jalan Salib juga adalah jalan kehidupan bukan jalan menuju kebinasaan karena jalan salib adalah jalan untuk mengasihi Tuhan. Jalan salib adalah jalan berkat bagi kita sebagai manusia karena hanya orang yang mampu bertahan yang memperoleh kebahagiaan. Sebaliknya jalan bahagia adalah jalan kutuk karena kita akan jatuh dalam kenikmatan duniawi yang semu.
Maka marilah kita maknai masa prapaskah ini dengan siap sedia dan rela memikul salib dan mengikuti Yesus di jalan salib hidup kita masing-masing agar kita dapat memperoleh kebahagiaan sejati. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita. Amin
(P. A. L. Tereng MSF)
J.S. – Mu-Sa-Fir