Kalau Mau,… Pasti Bisa kok.. Paripurna Baca Kitab Suci Online
Oleh: RD. Antonius Bambang Doso Susanto
Sejak tahun 2016, Keuskupan Banjarmasin telah mengenalkan gerakan Paripurna Membaca Alkitab dalam 312 hari. Gerakan ini dimunculkan dan disosialisasikan dalam rangka Tahun Kitab Suci. Seperti kita tahu, pada tahun 2016, fokus pastoral dari Keuskupan Banjarmasin adalah Tahun Kitab Suci. Penetapan Kitab Suci sebagai fokus pastoral Keuskupan karena disadari adanya kekurangan dalam pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan perwujudan iman umat. Kekurangan ini ingin diatasi dengan mendorong umat untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan penghayatan iman umat sehingga dengan demikian umat kemudia bisa lebih mewujudkan imannya. Hal ini sesuai apa yang diamanatkan oleh Ardas Keuskupan Banjarmasin.
Kitab Suci adalah salah satu sumber iman bagi umat Katolik. Menyadari pentingnya Kitab Suci bagi hidup umat beriman, maka diharapkan umat Katolik tidak hanya memiliki Kitab Suci saja, tetapi umat didorong untuk membaca Kitab Suci. Berbagai cara telah dicari dan ditempuh agar umat mau membaca Kitab Suci. Usaha-usaha itu dilakukan lewat kegiatan-kegiatan di Paroki ataupun di Sekolah-sekolah. Bahkan Bapa Uskup Petrus Boddeng Timang juga pernah mengeluarkan Surat Keputusan yang menyatakan bahwa membaca Kitab Suci merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh Sekolah-sekolah Katolik dan Guru-guru Agama Katolik di Keuskupan Banjarmasin. Namun harus diakui bahwa kita masih perlu kerja keras untuk meningkatkan kecintaan umat terhadap Kitab Suci yang berisi Sabda Tuhan.
Bisa kok…
Tahun ini, enam tahun setelah penerbitan buku Paripurna Membaca Alkitab dalam 312 hari yang sudah terjual lebih dari 25 ribu buku, Delkit Keuskupan Banjarmasin memulai suatu kegiatan baru. Delkit mengadakan kegiatan Paripurna Membaca Kitab Suci dalam 312 hari secara online. Situasi Pandemi Covid-19 telah membawa manusia zaman sekarang untuk melakukan banyak kegiatan secara Online, bahkan termasuk kegiatan rohani seperti Misa Kudus, Adorasi, Rosario bersama dan lain-lain. Melihat tanda-tanda zaman seperti ini, Delkit mencoba memanfaatkan peluang ini untuk mengajak umat agar paripurna membaca Alkitab.
Awalnya banyak keraguan yang muncul mengingat kegiatan ini memerlukan kemauan dan komitmen yang tinggi. Tim dari Delkit sendiri menyadari bahwa kami bukan tim yang terdiri dari banyak orang. Kami juga memiliki keterbatasan dalam penggunaan teknologi. Namun setelah berembug bersama tim Delkit dan berkonsultasi serta mendapat arahan dari Komsos Keuskupan Banjarmasin, gagasan untuk membuat kegiatan Paripurna Membaca Alkitab dalam 312 hari bisa terwujud.
Media Sosial yang kami pilih untuk kegiatan ini adalah Zoom Meeting dan Live Streaming Youtube dengan kanal Warta Keban. Kedua media ini menjadi sarana untuk mempertemukan orang dari berbagai tempat dan kalangan guna membaca Kitab Suci bersama. Media Zoom Meeting dipilih karena memungkinkan orang untuk berpartisipasi aktif dari semua yang hadir dan secara langsung meski dari berbagai tempat yang berbeda. Sedang Live Streaming Youtube digunakan untuk mendukung para peserta yang ingin mengikuti secara langsung maupun secara tunda. Akhirnya, kegiatan ini resmi dimulai tanggal 29 Juni 2021 pada Hari Raya Santo Petrus dan Paulus. Kegiatan ini dibuka oleh Bapa Uskup Petrus Boddeng Timang. (Tautan Youtube Warta Keban pada hari pertama sampai saat ini dapat anda ikuti setiap hari di kanal yang sama-red)
Adakah yang berminat…
Jujur, sebenarnya terbersit juga pertanyaan apakah akan ada yang ikut kegiatan ini? Puji Tuhan, dari pembukaan kegiatan ini hingga saat tulisan ini dibuat, selalu ada peserta yang ikut. Jumlahnya sangat variatif tetapi ada orang yang selalu ikut kegiatan membaca Kitab Suci secara online ini setiap hari. Peserta yang ikut secara langsung terbagi menjadi dua kelompok. Pertama yang bergabung dalam media Zoom Meeting. Jumlahnya antara 60 hingga 94 orang. Sedangkan peserta yang ikut secara langsung lewat media Live Streaming Youtube berkisar antara 30 sampai 75 orang. Meski jumlahnya sangat variatif tetapi angka peserta yang selalu mengikuti kegiatan ini setiap hari cukup banyak, yaitu sekitar 65 orang di Zoom Meeting dan sekitar 40 orang di Youtube. Memang kegiatan ini tidak dimaksudkan untuk mengejar subscriber atau follower. Kegiatan ini lebih untuk memberikan kesaksian bahwa kegiatan membaca Kitab Suci itu bisa dilakukan oleh semua orang, semua keluarga, dan semua kalangan dari berbagai tempat.
Peserta terbesar dari kegiatan ini berasal dari paroki-paroki di Keuskupan Banjarmasin. Namun ada juga peserta yang berasal dari luar Keuskupan Banjarmasin. Peserta dari Keuskupan Banjarmasin yang paling banyak adalah dari paroki-paroki di kota Banjarmasin, menyusul kemudian Paroki Banjarbaru, Landasan Ulin, Batu Licin, Suriyan dan lain-lain. Peserta dari luar Keuskupan Banjarmasin yang sempat tercatat adalah dari Pontianak, Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Magelang, Singapore, dan Toronto. Peserta dari Toronto, seorang bapak kelahiran dari Banjarmasin, termasuk setia mengikuti kegiatan ini. Data ini hanya didasarkan pada peserta yang mengikuti lewat Zoom Meeting sedangkan yang lewat Live Streaming Youtube tidak bisa dikenali berasal dari mana saja.
Lektor dari berbagai kalangan…
Kegiatan paripurna membaca Kitab Suci ini setiap hari dilaksanakan dalam suasan doa. Diawali dan diakhiri dengan doa, bahkan berkat dari salah satu Imam yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Awalnya petugas yang membaca dalam kegiatan ini adalah dari tim Delkit Keban. Namun akhirnya petugasnya digilir di antara para peserta. Mereka membaca bersama keluarga mereka atau kelompok yang lain. Selama tiga bulan ini, Delkit Keban telah melibatkan berbagai pihak dalam kegiatan ini.
Selain keluarga-keluarga, pihak lain yang pernah turut berpartisipasi dalam kegiatan ini adalah Komunitas Orang Muda Katolik Keuskupan Banjarmasin. Di bawah koordinasi Rm. Edy Taran, MSC, orang-orang muda Katolik dari seluruh paroki di Keuskupan Banjarmasin pernah bertugas membaca dalam kegiatan ini. Ketika mereka menjadi pembaca, mereka bekerjasama satu sama lain dalam menjalankan tugas mereka. Kelompok lain yang pernah ikut bertugas adalah DPD Wanita Katolik Republik Indonesia Banjarmasin dan WKRI Ranting Kelayan. Setelah itu, Delkit Keban melibatkan juga para pembaca dari para pelajar Katolik di sekolah Negeri maupun sekolah Katolik. Mereka yang pernah terlibat dalam kegiatan ini adalah para pelajar Katolik di SMPN 6 Banjarmasin, SMA Don Bosco, Asrama Putra Don Bosco, Asrama Putri Santa Maria Banjarmasin, dan para Seminaris Seminari St. Petrus Keuskupan Banjarmasin. Selanjutnya akan terlibat pula para pelajar dari sekolah-sekolah Katolik lainnya dan pelajar-pelajar Katolik di Sekolah Negeri. Suatu kegembiraan tersendiri adalah ketika para pelajar Katolik terlibat dalam kegiatan ini, kita bisa melihat bahwa anak-anak kita ternyata ada banyak. Hal ini menantang kita juga bagaimana kita bisa memerhatikan mereka dan dan mendampingi mereka.
Apa kesaksian dari kegiatan ini
Ketika kita mengajak orang membaca Kitab Suci, tidak jarang kita dijawab dengan berbagai kesulitan yang mereka hadapi atau kemukakan. Berhadapan dengan hal-hal ini, apa kesaksian yang ingin diwartakan dengan kegiatan ini:
Pertama, membaca Kitab Suci adalah kegiatan yang bisa dilakukan oleh siapa saja. Syaratnya orang itu memiliki kemauan, bisa membaca dan punya Kitab Suci. Biasanya setiap keluarga Katolik memiliki Kitab Suci. Kemampuan membaca pun sebenarnya dimiliki oleh hampir semua orang. Persoalannya adalah tidak banyak orang yang memiliki kemauan. Untuk menutupi soal kemauan atau kehendak itu lalu biasanya disodorkan alasan lain, misalnya sibuk, waktnya kemalaman, tulisan dalam Kitab Suci terlalu kecil dan sebagainya.
Kedua, usaha pertama untuk mengerti dan mendalami Kitab Suci adalah dengan membaca. Banyak di antara kita mengemukakan alasan mengapa tidak mau membaca Kitab Suci adalah karena kesulitan untuk mengerti atau memahami isinya. Sebenarnya para ahli Kitab Suci juga tidak akan bisa mengerti semua isi Kitab Suci. Tetapi untuk bisa mengerti isinya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membaca. Oleh karena itu marilah kita mulai dengan kegiatan yang paling sederhana yaitu membaca dengan tekun.
Ketiga, setiap keluarga bisa membaca Kitab Suci secara bersama. Dalam kegiatan ini, para petugas pembaca digilir dari antara para peserta. Selama ini, beberapa petugas membaca Kitab Suci bersama dengan keluarga mereka. Secara bergantian bapak, ibu dan anak-anak membacakan Kitab Suci untuk semua peserta. Cara ini digunakan untuk menunjukkan bahwa setiap keluarga sebenarnya bisa membangun kebiasaan ini dalam keluarga mereka masing-masing.
Keempat, kegiatan ini bukan untuk memperkaya pengetahuan tentang Kitab Suci tetapi untuk mendekatkan peserta pada Sabda Tuhan. Kegiatan membaca Kitab Suci ini memang sangat sederhana. Tidak ada pengajaran dan tidak ada tanya jawab. Kegiatan utamanya adalah membaca Kitab Suci. Artinya, kita diajak untuk membaca dan mendengarkan Sabda Tuhan. Kita membiarkan Tuhan berbicara lewat Kitab Suci yang kita baca.
Kelima, kegiatan membaca Kitab Suci ini dilakukan dalam suasana doa. Kegiatan ini diawali dan ditutup dengan doa, bahkan pada penutupnya kita berdoa malam bersama serta mendoakan sesama kita. Setelah itu ada berkat dari imam.
Itulah kurang lebih yang bisa dipaparkan mengenai kegiatan paripurna membaca Kitab Suci secara online. Bagi yang berminat untuk mengikuti, pintu selalu dibukakan dan tidak pernah ada kata terlambat untuk membaca Kitab Suci. Silahkan siapapun diperbolehkan untuk bergabung.