Berawal pada Maret 2020, ketika Pandemi COVID-19 mulai merambah Banjarmasin, pemerintah setempat mulai melakukan pembatasan kegiatan yang bersifat mengumpulkan masa hingga lockdown. Menanggapi kebijakan pemerintah tersebut, maka Keuskupan Banjarmasin juga mengeluarkan kebijakan untuk tidak melakukan kegiatan yang mengumpulkan umat, termasuk misa di gereja, stasi maupun komunitas.

Agar umat tetap dapat menimba sumber kehidupan dalam misa, maka kemudian keuskupan memutuskan untuk mengadakan misa secara daring atau online agar umat dari semua rentang usia dapat mengkuti secara langsung (live streaming) dari rumah masing-masing. Untuk melayani misa seperti ini, dibentuk tim khusus untuk menangani hal-hal teknis, liturgi, publikasi dan personil yang mengkoordinir. Tim ini terdiri dari perwakilan anggota Komisi Komsos dan perwakilan anggota Komisi Liturgi. Koordinator tim ini dipegang oleh Direktur Pusat Pastoral.

Setahun lebih perjalanan pelayanan misa live streaming merupakan sebuah perjalanan yang unik, memerlukan kesungguhan dan komitmen dengan aneka kegembiraan dan tantangan. Berikut sharing penanggung jawab teknis, Bryan Paskalis dan penanggung jawab liturgi, Agustinus Suwito pada misa live streaming kepada Ventimiglia yang kami turunkan dalam dua bagian.

Bryan Paskalis, Penanggung Jawab Teknis Misa Live Streaming

  1. BRYAN PASKALIS

 Belajar dari Nol

Hal-hal teknis dalam Misa Live Streaming menyangkut audio, visual, program atau aplikasi penyiaran, jaringan internet, dan lain-lain. Ini memerlukan proses pembelajaran yang panjang. Apalagi saya tidak memiliki pengalaman melakukan siaran live streaming melalui YouTube sebelumnya.

Berangkat dari situasi ini, saya belajar dari  salah satu pegawai stasiun TV lokal Banjarmasin yang memang berkompeten di bidang ini. Saya dan beberapa teman yang menangani teknis live streaming belajar mengoperasikan kamera, mixer, program penyiaran, dan sebagainya. Membutuhkan waktu sekitar 3 hari untuk memahami proses Streaming dengan cara mengulang-ulang langkah Live Streaming, dan 1 minggu untuk memahami proses Misa secara Streaming. Banyak uji coba yang mesti dilakukan agar Misa secara Streaming di YouTube ini menjadi pantas dan layak diikuti umat secara khusuk.

Baca Juga:  RP. Albertus Jamlean, MSC: Menyandang Tugas Vikjen KEBAN

Pada awalnya, misa secara Live Streaming dilaksanakan dari Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin setiap hari pukul 06.30 WITA dan pada hari Minggu serta Jumat Pertama ada tambahan misa pukul 19.00 WITA. Kami, dari Tim Teknis pun setiap hari harus hadir dan mengoperasikan peralatan untuk penyiaran misa tersebut. Waktu itu saya meminta bantuan dari beberapa umat dan Frater Paroki Katedral untuk bergantian menangani hal-hal teknis penyiaran. Karena kesibukan masing-masing, personil ini berganti-ganti.

Dalam perjalanan, terjadi beberapa kali penggantian lokasi siaran misa live streaming. Setelah misa secara tatap muka diijinkan, lokasi misa live streaming dicoba untuk dilakukan secara bergilir dari Paroki Katedral, ke Paroki Santa Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, lalu ke Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran. Rupanya lokasi yang berpindah-pindah ini tidak bisa menghasilkan kualitas penyiaran yang baik karena kendala tempat, jaringan internet, sistem audio, dan lain-lain. Akhirnya sejak Agustus 2020 diputuskan untuk menyiarkan misa dari kapel Seminari Menengah Santo Petrus di Wisma Ventimiglia.

Namun permasalahan muncul saat berpindah ke kapel Seminari. Perubahan jam siaran dari 06.30 WITA menjadi 05.30 WITA karena menyesuaikan jadwal kegiatan para Seminaris membuat personil yang selama ini mengoperasikan penyiaran tidak sanggup untuk bangun lebh pagi. Maka kemudian  dibentuk tim yang baru dan Puji Tuhan tetap bertahan hingga sekarang.

 

Bersyukur dari 50 hingga Ribuan Viewer dan Puluhan Ribu Subscriber

Setahun lebih perjalanan misa live streming dengan segala dinamikanya membuat saya bersyukur akan karya dan campur tangan Tuhan. Memang misa live streaming bagi orang Katolik bukan misa yang ideal. Namun, banyak umat yang memberikan kesaksian bahwa mereka merasa terbantu dengan adanya misa live streaming ini. Yang tadinya tidak pernah misa harian karena kesibukannya sebelum pergi bekerja, melalui live streaming mereka bisa mengikuti misa harian. Yang tidak dapat misa di gereja karena pembatasan usia, bisa misa dari rumah saja. Ada juga beberapa tenaga kesehatan dari luar Banjarmasin yang merasa dikuatkan dalam pekerjaannya melalui misa ini.

Baca Juga:  Lima Belas Bulan Misa Live Streaming (bagian 2)

Perkembangan jumlah subscriber dan viewer di YouTube Pusat Pastoral Keuskupan Banjarmasin juga merupakan rahmat yang patut disyukuri. Saat pertama kali misa live streaming dilakukan pada awal Maret 2020 lalu, subscriber dan viewer tidak mencapai 50 live berlangsung. Mendekati akhir bulan Maret 200, jumlah viewer mulai mencapai angka 100 dan terus meningkat. Hingga akhir Juni 2021, rata-rata viewer saat live mencapai 1300-an dan setelah live bisa mencapai 3.000 pada Misa Harian dan 4.000 pada Misa Hari Minggu atau Hari Raya. Para pengikut misa tersebut tidak hanya berasal dari Keuskupan Banjarmasin tapi juga dari umat keuskupan lain di Indonesia bahkan dari luar negeri. Perkembangan jumlah viewer ini meningkat secara signifikan justru ketika ada perubahan jadwal misa harian live streaming menjadi lebih pagi. Karena misa harian live streaming melalui YouTube Pusat Pastoral Keuskupan Banjarmasin ini menjadi jadwal misa yang paling pagi di antara misa live streaming lain di Indonesia.