Penemanan Keuskupan-DA (Diocessan Accompaniment) yang berfokus pada peningkatan kapasitas memasuki tahap kedua. Setelah Pelatihan tahap pertama Tanggap darurat dengan fokus SPHERE, CHS dan NAT, Caritas PSE Banjarmasin menjalani pelatihan tahap kedua yakni MEAL IN EMERGENCY. Pada tanggal 27-30 Juni 2022 di Hotel POP Banjarbaru. Caritas Indonesia membimbing para relawan untuk belajar bagaimana dan apa yang harus dipatuhi dalam proses respon bencana.

Para peserta Caritas PSE Keuskupan Banjarmasin mengikuti pelatihan MEAL in Emergency di Hotel POP Banjarbaru.

Penanganan sebuah masalah harus memenuhi standar kualitas dan akuntabilitas. MEAL IN EMERGENCY menjadi salah satu acuan untuk menakar dan mengukur  proses penanganan masalah kemanusiaan ataupun bencana alam. Utusan dan relawan dari paroki-paroki berjumlah 40 Peserta, di dalamnya termasuk ketua dan 3 staf Caritas PSE Banjarmasin. Fasiltator dalam kegiatan ini adalah Antonius Eko Sugiyanto (Mas Eko) dan Susi Indres (Mba Susi). Apa itu MEAL IN EMERGENCY ? MEAL  sendiri merupakan kajian dalam bentuk Monitoring, Evaluasi, Akuntabilitas dan Learning. Konteksnya adalah situasi darurat bencana.

Tahapan pelatihan ini semakin memacu para relawan untuk sadar akan standar layanan. Prosesnya sangat hebat. Ada penggalian teoritis, dinamika dan diskusi serta pretest dan postest untuk menguji pemahaman para peserta pelatihan. MEAL bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya kesalahan pada sebuah program yang dilaporkan sehingga dapat menjadikan sebuah program dalam laporan menjadi berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

MEAL sendiri mempunyai 5 fase, diantaranya :

  1. Merancang Model Logika (Designing)

Fase ini membangun fondasi MEAL yang kuat karena di dalamnya ada perubahan yang ingin dicapai oleh program, langkah-langkah di mana perubahan akan terjadi, dan bagaimana perubahan akan diukur.

  1. Merencanakan Kegiatan MEAL (Planning)

Tahapan ini merupakan fase mengembangkan sebuah rencana MEAL secara rinci dan menyeluruh.

  1. Mengumpulkan Data MEAL (Collecting)

Setelah perencanaan MEAL selesai, diperlukan alat untuk mengumpulkan data berkualitas tinggi yang mengukur kemajuan, dan membantu membuat sebuah keputusan.

  1. Menganalisis Data MEAL (Analyzing)

Analisis data dilakukan selama dan setelah pelaksanaan program sesuai dengan rencana analisis yang ditetapkan selama fase perencanaan MEAL.

  1. Menggunakan Data MEAL (Using)

Agar bernilai, data MEAL perlu digunakan. Data digunakan secara internal untuk menginformasikan keputusan manajemen, dan secara eksternal untuk menginformasikan komunikasi dan mempromosikan akuntabilitas.

Tahapan yang harus dijalani dalam Fase MEAL in Emergency

Berkaitan dengan tanggap darurat ada beberapa standar monitoring dan evaluasi di masa darurat :

  1. Sistem pemantauan dini sederhana, berorientasi pada penggunaan dan fleksibel untuk mengakomodasi perubahan dalam konteks dan kegiatan.
  2. Memantau relevan, efektifitas dan kualitas respon untuk meningkatkan akuntabilitas kepada orang-orang yang dilayani.
  3. Menciptakan sistem monitoring dan evaluasi formal untuk respon keseluruhan segera setelah situasi stabil.
Baca Juga:  Obituari: Sr. Mary Florian Sabio, SPC

Belarasa itu soal hati. Belarasa itu menjadikan sesama sebagai subjek bukan objek layanan. Jadilah insan Caritas yang professional, melayani dengan hati.