Senin, 24 Januari 2022
PW. St. Fransiskus dari Sales, Uskup dan Pujangga Gereja
Hari Ketujuh Pekan Doa Sedunia

2Sam. 5:1-7.10
Mrk. 3:22-30

“Suatu kebenaran tidak ditentukan oleh berapa orang yang mempercayainya”.

Saudara/i yang terkasih…
Dalam dunia yang penuh pura-pura, orang lebih sibuk memisahkan dusta dari kata sehingga timbul fitnah dan saling melaporkan satu sama lain. Karena fitnah maka tidak ada lagi penghargaan terhadap sesama bahkan terhadap seorang pemimpin. Fitnah juga menjadi makanan empuk para elit politik dan pemimpin bangsa ini sehingga masalah di Indonesia tidak kunjung berakhir. Yang ada hanya menambah masalah tanpa solusi.
Hal ini juga terjadi pada zaman Yesus dimana Yesus di fitnah oleh ahli-ahli Taurat yang merupakan tokoh agama Yahudi. Mereka mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul. Selain itu mereka juga mengatakan bahwa Yesus mengusir setan denga kuasa penghulu setan. Menanggapi fitnah ini, Yesus menegaskan bahwa tidak mungkin Iblis melawan dirinya sendiri dan tidak mungkin terbagi-bagi karena jika demikian maka iblis tidak akan bertahan. Penegasan Yesus ini membungkam mulut para pemfitnah-Nya.

Saudara/i yang terkasih…
Situasi di jaman Yesus berbeda dengan situasi di zaman Daud. Daud sangat dipercaya oleh orang-orang Israel untuk menjadi pemimpin dan raja bagi Israel setelah Saul wafat karena ia telah diurapi oleh Allah. Daud hadir sebagai pemersatu bangsa Israel.
Oleh karena itu, sebagai orang-orang Kristiani, kita harus hadir untuk menegakkan kebenaran, menjadi pemersatu, membawa damai dan sukacita bagi sesama. Dengan itu, kita dapat membungkam mulut para pemfitnah tanpa harus berbusa-busa dalam berargumen karena kata tanpa tindakan ibarat ‘tong kosong nyaring bunyinya’. Semoga doa Keluarga Kudus membantu kita. Tuhan memberkati kita. Amin

Baca Juga:  Efata : Sembuh Tanpa Pamer Kehebatan

(P. A. L. Tereng MSF)
Hitam manis – Mu-Sa-Fir