Mensyukuri Karunia Tuhan dalam 25 Tahun Imamat Romo Doso
Misa Perayaan Syukur 25 Imamat RD. Antonius Bambang Doso Susanto
Minggu (28/8/2022) – Seminari Menengah Santo Petrus Keuskupan Banjarmasin mengadakan Misa Perayaan Syukur 25 Tahun Imamat salah satu pengampu Seminari, RD. Antonius Bambang Doso Susanto atau akrab disapa Romo Doso. Misa yang berlangsung di ruang tengah Wisma Ventimiglia tersebut dihadiri oleh para siswa seminari, karyawan, pengajar dan pemerhati seminari, serta para donatur. Misa dipimpin oleh RD. Antonius Bambang Doso Susanto didampingi oleh RP. Florentinus Hersemedi CM (Romo Hersemedi) yang merayakan ulang tahun Imamat ke-21 tanggal 15 Agustus, RD. Simon Edy Kabul Teguh Santoso (Romo Simon) yang merayakan ulang tahun Imamat ke-26 tanggal 18 Agustus, RD. Igantius Allparis Freeanggono serta RD. Albert Slamet.
“Perayaan Syukur ini sepenuhnya disiapkan oleh anak-anak seminari. Mereka yang menghias altar, menyiapkan dekorasi, membuat kartu doa serta menjadi petugas liturgi,” demikian sambutan Romo Hersemedi usai mengucapkan selamat datang pada tamu undangan yang hadir saat itu.
Ungkapan Syukur dalam Perjalanan Imamat Tiga Pastor Pendamping Seminari
Liturgi dalam Misa tersebut mengikuti Liturgi Misa Minggu Biasa XII. Dalam homili, Romo Doso terlebih dahulu memberikan kesempatan kepada Romo Hersemedi dan Romo Simon untuk merefleksikan bacaan pada hari itu terhadap perjalanan Imamat mereka.
Romo Hersemedi mengungkapkan rasa syukurnya dapat melayani di Seminari Menengah Santo Petrus dan di Keuskupan Banjarmasin. “Saya bersyukur diberikan tugas menyiapkan para imam yang akan menggantikan kami, meskipun prosesnya tidak mudah. Saya juga bersyukur atas dukungan umat pada saya dan pada Seminari ini. Bahkan seringkali dukungan itu kami terima dari umat yang belum saya kenal,” ungkap Romo Hersemedi.
Dalam refleksinya, Romo Simon menyatakan bahwa dalam tugas penggembalaan, ia selalu memohon pada Tuhan agar diberikan kebijaksaan. “Saya yakin penugasan saya di Seminari ini merupakan karunia dan cinta Tuhan. Mungkin inilah cara Tuhan mengolah dan membentuk saya agar terus menerus belajar bjaksana,” kata Romo Simon.
Sementara itu, Romo Doso menceritakan keraguannya ketika akan memutuskan menjadi imam. Waktu menjadi Misdinar di parokinya, ia sangat terkesan dengan khotbah Pastor Paroki yang begitu bagus. Namun waktu itu, hal tersebut justru menimbulkan keraguan dalam dirinya. “Apakah saya bisa bicara dengan lancar dan bagus seperti Pastor Paroki saya? Apakah saya bisa menjadi Romo kalau saya tidak bisa bicara dengan baik?” sharing Romo Doso.
Namun kemudian saya mengambil kesempatan dalam setiap Perayaan Ekaristi untuk belajar mendengarkan Sabda Tuhan pada saya. “Bacaan Kitab Putra Sirakh yang menyatakan, Anakku, lakukanlah pekerjaanmu dengan sopan, maka engkau akan lebih disayangi daripada orang yang ramah-tamah bagi saya cukup inspiratif. Tuhan telah memilih saya dalam keterbatasan dan kelemahan saya. Maka dalam perayaan 25 tahun Imamat ini, yang hebat bukanlah saya, namun Tuhanlah yang hebat! Tuhanlah yang telah berkarya dalam diri saya. Saya bersyukur Tuhan berkenan memakai saya,” tandas Romo Doso.
Pemotongan kue menandai ulang tahun Imamat Romo Doso ke-25
Perjalanan Seminari Menengah Santo Petrus Banjarmasin
Usai Perayaan Ekaristi Romo Simon selaku Rektor Seminari Menengah Santo Petrus mensharingkan perkembangan Seminari selama tiga tahun ajaran ini. Romo Simon mengungkapkan bahwa pada tahun pertama siswa seminari berjumlah delapan orang. Namun saat ini tinggal tiga orang. Sementara itu angkatan kedua saat ini berjumlah 11 orang dan angkatan ketiga berjumlah 11 orang.
Pada kesempatan itu Romo Simon juga menceritakan bahwa kapasitas gedung untuk Seminari yang ada saat ini sangat terbatas karena gedung ini pada awalnya merupakan kantor keuskupan dan tidak disiapkan menjadi gedung Seminari. Gedung ini paling tidak hanya bisa menampung sekitar 24 siswa. Dengan demikian artinya, tahun depan, jika siswa yang ada saat ini tetap bisa bertahan, maka siswa yang dapat diterima hanya 3-4 orang saja dan seleksi akan menjadi lebih ketat.
Usai penjelasan tentang perjalanan Seminari Menengah Santo Petrus, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng dan kue ulang tahun serta santap malam bersama di ruang makan Seminari. Hadir dalam acara tersebut Bapak Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr.Petrus Boddeng Timang, Vikjen Keuskupan Banjarmasin, RP. Albertus Jamlean, MSC serta para imam yang berkarya di Banjarmasin. (smr)
Persembahan lagu-lagu dan pantun oleh siswa Seminari