Generasi Orang Muda Katolik (OMK) adalah remaja yang berusia 13 – 35 tahun  dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan situasi dan kebiasaan masing-masing daerah. Mereka diidealkan sebagai sosok penuh energi, semangat, kreatif dan siap menjadi pilar penggerak pelayan altar Tuhan. Orang muda mampu menciptakan semangat misioner berlandaskan pelayanan pembaharuan, khususnya pelayanan menggereja.

Generasi muda dapat melahirkan inspirasi untuk membangun ke arah yang lebih baik dan mengatasi berbagai kondisi dan masalah yang dihadapkan kepada kita pada era reformasi ini. Dalam upaya mewujudkan hal tersebut tentunya setiap generasi muda memerlukan wadah untuk bernaung dalam rangka merumuskan berbagai hambatan dan gejala yang dihadapi dunia dan Gereja saat ini, melalui wadah organisasi Orang Muda Katolik (OMK).

Pertemuan OMK sebagai wadah pembekalan dan pembentukan karakter Gereja masa depan.

  • OMK Menghadapi Radikalisme

Radikalisme adalah paham yang bisa memengaruhi kondisi sosial politik suatu negara. Radikalisme kini sangat erat kaitannya dengan konsep ekstremisme dan terorisme.

Faktor yang mendorong radikalisme :

  • 1. Faktor sosial. Yaitu ketidakpuasan pelaku yang tidak bisa di atasi dengan ide yang mereka miliki. Mereka berusaha untuk mengubah kondisi yang ada menjadi seperti apa yang mereka inginkan.
  • 2. Faktor emosi keagamaan. Kelompok radikal akan masuk dan berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai korban dari kondisi yang ada saat ini dan kemudian mencari dukungan dari kelompok agama tersebut untuk mencapai tujuan dan mengubah kondisi yang ada sesuai dengan keinginan mereka.

Contoh :

Adanya perbedaan persepsi dan pemahaman akan suatu permasalahan. Muda-mudi sering menjadi sasaran gerakan radikalisme, karena usia remaja identik sebagai usia untuk mencari jati diri. Sebagai generasi OMK hendaknya  dibekali pengetahuan mengenai radikalisme.

Baca Juga:  Talenta Anak Muda dan Budaya Gotong Royong

Ada beberapa upaya yang dapat kita refleksikan dalam diri kita :

  1. Pemerintah melalui Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pemantauan secara ketat terhadap dunia pendidikan yang berpontensi menyebarkan paham yang bertentangan dengan ideologi negara.
  2. Dari diri kita sendiri hendaknya teguh kepada ideologi Pancasila dan kepada iman dengan memperdalam ajaran kristus dengan menjalankan 5 tugas pokok gereja (pewartaan, liturgi, pelayanan, persekutuan, kesaksian).
  • OMK Melakukan Bakti Sosial

Keterlibatan OMK tidak hanya terfokus dengan kegiatan intern seperti pertemuan OMK pelayanan altar (liturgia) di Gereja melainkan juga aktif dalam kehidupan sosial pelayanan (Diakonia), persekutuan (Koinonia)  dan pewartaan (Kerygma). Kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat dapat membangun dan mengikat kuat tali persaudaraan antar sesama.

Kegiatan yang dapat dilakukan untuk mempererat persaudaraan seperti kegiatan olahraga futsal, voli, bola, bulutangkis dan sebagainya.  Keterlibatan lainnya juga seperti kegiatan peduli kasih kepada saudara kita yang membutuhkan dengan melakukan bakti sosial penggalangan dana, terlibat dalam pertemuan rutin di komunitas peribadatan tidak hanya sebagai partisipan namun menjadi subjek kegiatan tersebut mulai dari sharing, diskusi, saling memperteguhkan dan memotivasi.

Kaum muda ikut ambil bagian dalam bakti sosial penanggulangan bencana beberapa waktu yang lalu.

  • OMK Mengusahakan Pelestarian Budaya

Gereja ikut terlibat dalam mengupayakan pendidikan iman Katolik demi membangun  pribadi orang muda yang beriman tangguh dan utuh. Pendampingan iman orang muda yang seadanya tidak cukup untuk mengubah karakter orang muda, yakni dari budaya konsumtif ke budaya kreatif. Hal ini menjadi tantangan Gereja untuk menyiapkan generasi masa depan.

Kegiatan yang dapat dilakukan seperti Gereja memberikan  kesempatan dan ruang bebas kepada Orang Muda Katolik (OMK) untuk mengeksplorasi budaya dan menemukan hal hal baru. Dengan ini Orang Muda katolik terlibat aktif dalam kegiatan menggereja mencakup segi Liturgi, Diakonia Kerygma, dan Martiria.

  • OMK Melestarikan Lingkungan Hidup
Baca Juga:  Pengurus OMK Banjarbaru Diajak Mengenal Jati Dirinya

Melestarikan ciptaan Tuhan adalah  hal yang sangat penting salah satunya bentuk kepedulian kita dan rasa syukur atas ciptaan Tuhan yang begitu indah, meskipun sebagian masyarakat menganggap hal itu tidak lebih penting dibanding urusan ekonomi.

Melihat keadaan lingkungan hidup yang begitu memprihatinkan saat ini, peran Orang Muda Katolik (OMK) adalah menyadari pentingnya menjaga dan merawat kelestarian lingkungan hidup. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga dan merawat lingkungan hidup yakni dengan mulai melaksanakan gerakan  menanam pohon, merawat air dan udara segar. Selain itu paroki dan Orang Muda Katolik dapat membuat program katekese dengan bentuk pendalaman iman. Kegiatan ini dapat dilakukan agar umat mampu merekflesikan imannya dan dapat berbagi pengalaman kepada umat lain. Sasaran akhir umat semakin menghayati panggilannya sebagai pelestari lingkungan hidup dan bisa dinikmati sampai generasi mendatang.

  • OMK Membangun Dialog Antar Iman

Pemahaman umat yang keliru tentang hakikat dialog antar umat beriman membuat mereka tidak ingin bergaul dengan orang lain yang berbeda suku, agama dan  budaya. Umat masih memahami dialog antar umat sebagai debat teologis sehingga menurut mereka yang berhak untuk ikut ambil bagian dalam bagian adalah orang-orang yang berkompeten soal agama seperti pemuka agama.

Gereja dan Orang Muda Katolik (OMK) perlu meningkatkan pemahaman dan keterlibatan umat mengenai dialog antar iman melalui katekse yang bisa di lakukan di setiap komunitas. Kegiatan yang dapat dilakukan seperti doa lingkungan,  Pendalaman Kitab Suci, Pertemuan antar OMK, Devosi Maria dan lain sebagainya. Keterlibatan OMK dalam hidup menggereja ini menjadi gambaran bahwa Orang Muda Katolik (OMK) mempunyai tanggung jawab dalam membangun persaudaraan bersama umat dan tanggung jawab untuk masa depan Gereja.

Baca Juga:  "Di Gereja Baru Kami Bertahta Hati Kudus Yesus"

Penulis: Dendy Vercelly Wahyudjati (Paroki St.Vincentius A Paulo Batulicin)