oleh: RD. Ignatius Allparis Freeanggono

RD. Allparis (kaos hitam) bersama anak-anak Paroki Mandam

Saudara – saudari terkasih selamat berjumpa kembali bersama Majalah Ventimiglia Digital. Edisi kali ini menitikberatkan tentang peresmian Gereja atau Paroki baru, yaitu Paroki Santa Maria Ratu Pecinta Damai, di Mandam.  Paroki ini merupakan “anak” dari Paroki Batulicin dan “cucu” dari Paroki Kotabaru. Perlu diketahui bahwa dulu Paroki Santo Yusuf Kotabaru pelayanannya begitu luas meliputi seluruh Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu. Waktu itu belum dimekarkan menjadi Batulicin dan Kotabaru. Dua kabupaten ini masih menjadi karya pastoral Paroki Santo Yusuf Kotabaru. Seiring dengan perkembangan zaman, dengan adanya pemekaran kabupaten, maka Paroki Santo Yusuf Kotabaru dimekarkan menjadi dua Paroki, yaitu Paroki Santo Yusuf Kotabaru dan Paroki Santo Vincentius A Paulo Batulicin.

Paroki Batulicin yang kini usianya sudah 25 tahun menjadi “anak” yang mandiri dari Paroki Kotabaru. Paroki Batulicin berhasil mengembangkan Parokinya untuk terbentuk Paroki Stella Maris Sungai Danau, Paroki Santo Fransiskus Asisi Gendang dan Paroki Santa Maria Ratu Pecinta Dama,i Mandam.  Paroki Sungai Danau juga merupakan “cucu” dari Paroki Kotabaru dan paroki ini juga berkembang maju membentuk Paroki baru lagi yaitu Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya.

Sungguh patut kita syukuri atas perjalanan Gereja Keuskupan Banjarmasin yang semakin berkembang dengan pendirian beberapa paroki berakar pada masyarakat setempat. Pada edisi ini kita dapat menemukan bagaimana proses dan lika-liku serta dinamika sebuah misi kemanusiaan hingga menjadi Paroki baru. Sapaan kepada masyarakat Mandam merupakaan sebuah perjalanan panjang.  Tokoh perintisnya adalah Pastor Heinz Stroh, MSF, seorang misionaris dari Jerman, yang pada saat itu sudah melayangkan pandangannya untuk mendampingi umat suku Dayak di Pegunungan Meratus.

Baca Juga:  Mengawali Banyak Hal dengan Membaca Kitab Suci

Dalam perjalanannya selanjutnya tentu ada sebuah dinamika yang harus dilalui oleh Keuskupan kita ini dari tahun ke tahun.  Sehingga baru pada tahun 2022 ini diputuskan agar Mandam menjadi Paroki tersendiri dengan harapan; pembinaan, pendampingan dan pengembangan umat lebih intensif karena didampingi dengan para Pastor langsung di daerah tersebut sehingga Gereja bisa mendekatkan diri dan mendampingi saudara-saudari kita yang ada di Pegunungan Meratus.

Dengan demikian setidaknya ada empat titik dimana Gereja kita mencoba mendampingi umat suku Dayak Meratus dengan lebih dekat lagi dari hadirnya Paroki-Paroki di seputaran Pegunungan Meratus. Paroki-Paroki tersebut antara lain; Paroki Santo Matius Halong, Paroki Nabi Elia Paramasan, Paroki Santa Maria Bunda Pencinta Damai Mandam dan Paroki Santo Fransiskus Asisi Gendang. Mudah-mudahan dengan adanya Paroki di seputaran Pegunungan Meratus, pendampingan Gereja terhadap umat setempat menjadi lebih intensif dan nyata. Selamat membaca Majalah Ventimiglia edisi bulan ini, seputar peresmian Paroki baru, temukan pesan-pesannya, semangatnya dan bersatu seluruh umat Keuskupan Banjarmasin berjalan bersama-sama untuk kehidupan yang lebih baik. Tuhan memberkati.**