Paroki Mandam: Hidup dan Berkembang atas Dukungan Semua Pihak
Sambutan Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Baik bahwa pada kesempatan ini kita dapat berkumpul bersama sebagai persekutuan umat beriman dan sebagai saudara sesama ciptaan Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyayang. Kita bersyukur pada hari ini Kamis, 8 September 2022, pada Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria ini Gereja Stasi Mandam diresmikan menjadi Paroki. Paroki ini diberi nama Santa Maria Ratu Pecinta Damai dengan doa dan harapan agar umat dapat menimba spiritualitas Bunda Maria yang oleh karena imannya yang kuat membawa kabar gembira damai kepada sesama (bdk. Luk 1:43-44). Kehadiran Bunda Maria selalu menjadi pengantara suasana damai dan pertolongan pada sesama (Bdk. Yoh 2:3-5).
Awalnya pada tahun 1983 adalah misi kemanusiaan Rm. Heinrich Stroh, MSF dari Kotabaru datang ke Mandam ini. Waktu itu daerah Mandam ini masih banyak orang yang sakit kusta dan sering ada wabah malaria. Rm. Stroh datang ke Mandam ini membawa obat-obatan dan sering membawa pakaian pantas pakai untuk penduduk setempat. Rm. Stroh sering berkunjung ke ladang dan kebun untuk menjumpai penduduk setempat. Beberapa tahun kemudian Rm. Stroh berpindah ke Kalimantan Tengah. Selanjutnya datanglah Rm. Sumarta Setyaka, MSF berkarya di Mandam bersama Bp. Sugeng Basuki, seorang guru. Karya Tuhan menghasilkan panenan pertama dengan penerimaan Sakramen Baptis sebanyak 36 orang pada tanggal 23 Desember 1986 di rumah keluarga Bapak Marselus Wahub dan Ibu Katarina Ahud. Karena belum memiliki tempat ibadah, ibadah dilaksanakan di rumah Bapak Marselus Wahub dan Ibu Katarina Ahud.
Melihat sekilas sejarah lahirnya Gereja Katolik di Mandam menjadi jelas bahwa Paroki Mandam ini memerlukan para gembala umat yang mau masuk dalam kehidupan umat, menyatu dengan ritme hidup umat. Paroki Mandam juga memerlukan awam-awam yang bukan sekedar menjadi penonton bagi kehidupan Gereja dan Masyarakat, tetapi awam-awam yang memiliki kerelaan hati untuk menjadi pekerja-pekerja kebun anggur Tuhan, mewujudkan iman di tengah kehidupan masyarakat dengan penuh kasih dan damai. Awam yang merasul dengan penuh harapan, iman dan cinta kasih (AA. Art. 3). Awam yang bertanggung jawab pada Gereja dan masyarakat sehingga suka duka masyarakat harus menjadi suka duka Gereja pula (LG. art. 1).
Paroki Santa Maria Ratu Pecinta Damai ini hidup dan berkembang atas tanggung jawab dan dukungan semua pihak. Pertama-tama kami mengucapkan limpahan kasih kepada Bapak Camat dan seluruh perangkat Kecamatan Hampang, demikian juga kepada Pejabat Kepolisian dan Militer, Kepala Desa dan seluruh aparatnya yang telah memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Gereja Katolik untuk dapat menjalankan ibadahnya dengan baik bahkan memberikan dorongan agar Umat Katolik selalu berperan serta dalam kehidupan masyarakat. Kepada tokoh-tokoh agama Islam, Kristen Protestan, Hindu, kepercayaan Kaharingan, kami ucapkan banyak terima kasih karena sudah menciptakan suasana hidup yang penuh damai dalam kehidupan bersama di daerah ini.
Akhirnya, kepada Romo, Suster, semua saudari dan saudara yang pada hari ini datang dari berbagai tempat di Kalimantan Selatan dan daerah-daerah lain di Tanah Air untuk menghadiri perayaan hari ini, kami mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya. Kiranya Tuhan yang Maha pemurah, Pencipta, Pemberi dan Pelihara hidup kita menganugerahi kita semua berlimpah berkat-Nya. Salam sehat dan salam sejahtera bagi pian sabarataan,
Deus Caritas Est, Allah adalah kasih.