Tentu kebanyakan dari kita ingat sebuah video yang viral di jagat media sosial tahun lalu mengenai ayam yang bertelur di meja kreden gereja stasi Napu. Video unggahan Romo Budi Wihandono atau yang dikenal dengan panggilan Romo Wihong itu mendapat banyak perhatian umat dari berbagai daerah di tanah air sehingga banyak orang menyebut gereja ini sebagai Gereja Ayam. Pada saat yang sama, stasi Napu sedang merencanakan pembangunan gereja yang letaknya tak jauh dari gereja ayam tersebut. Maka kemudian banyak pihak mengulurkan bantuan bagi pembangunan gereja yang menjadi kerinduan umat setempat.

Misa Peletakan Batu Pertama

Tanah untuk membangun gereja Stasi Napu – Paroki Santo Vincentius a Paulo Batulicin tersebut merupakan persembahan seorang umat yang tegerak hatinya memberikan sebidang tanah untuk dibangun gereja. Memiliki bangunan gereja merupakan kerinduan dan impian umat stasi yang berada di kaki Pegunungan Meratus dan berjarak 80km dari Batulicin, Kab. Tanah Bumbu ini. Maka dalam proses penyiapan bangunan, umat mewujudkan keterlibatannya melalui berbagai cara seperti: mencetak batako, mengambil batu sungai serta membersihkan lahan.

Peletakan batu pertama pembangunan gereja Stasi Santa Anastasia yang terletak di Desa Napu,  Kec. Hampang, Kab. Kotabaru  ini dilaksanakan dalam misa pada Rabu (19/5/2021).   Misa  dipimpin oleh Mgr. Petrus Boddeng Timang, Uskup Keuskupan Banjarmasin bersama para Imam dan dihadiri oleh umat stasi Napu, Mandam dan sekitarnya.

Misa dimulai dengan perarakan penyambutan Bapa Uskup dengan tarian dan penyematan kalung bunga oleh OMK Stasi Santa Anastasia Napu.

“Pendirian gereja adalah tanda untuk mengundang semua orang bersekutu dengan Yesus dan bersama-sama menghadap Allah Bapa Sang Pemberi Segala Kebaikan. Gereja menjadi tempat berkumpul untuk memuji nama Tuhan. Setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dari diri masing-masing untuk kepentingan bersama sebagai umat, warga masyarakat dan bangsa,” pesan Bapak Uskup dalam misa tersebut.

Bapak Uskup bersama pejabat desa

Curah hujan yang tinggi pada malam sebelum pelaksanaan misa hingga pagi hari sebelum misa mengakibatkan banjir dengan arus yang cukup deras di sepanjang jalan menuju desa Napu. Akibatnya, rombongan Pastor Paroki Santo Vincentius a Paulo, RP. Puji Nurcahyo YTM, CM dan rombongan Departemen Agama Kabupaten Kotabaru tidak dapat melanjutkan perjalanan hingga desa Napu dan tidak dapat mengikuti misa tersebut.

Baca Juga:  Pesparani II Mulai Bergulir

Peletakan batu pertama yang telah disiapkan umat jauh hari sebelumnya itu dihadiri oleh Pejabat Desa setempat. Camat Kecamatan Hampang, Sumarno, SE berharap agar gereja Katolik yang akan dibangun tersebut dapat menjadi sarana menumbuhkan iman umat Katolik terutama umat desa Muara Napu. Bapak Camat untuk mengungkapkan rasa syukurnya bahwa melalui peletakan batu pertama ini, umat yang ada di wilayah kecamatan Hampang dapat mewujudkan kerinduannya memiliki sebuah bangunan gereja.

Pada kesempatan itu, Yulius Julianto, selaku ketua umat dan Ketua Panitia Pembangunan mengucapkan banyak terima kasih kepada para donator dan segenap umat yang terlibat sehingga pembangunan Gereja Stasi Muara Napu ini mulai terlaksana.

Sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Banjarmasin Bapa Uskup ditemani oleh Romo Budi mengunjungi gereja lama atau yang dikenal dengan gereja ayam yang jaraknya tidak terlalu jauh dari gereja yang baru. Menurut Romo Budi, bangunan gereja yang lama itu akan digunakan sebagai tempat belajar anak- anak di desa Napu dan sekitarnya dengan pendampingan seorang volunteer Pemberdayaan Dayak Meratus bernama Yustina. (Patricia Jenita)