Misa Pembukaan Tahun Gereja Inklusif Keuskupan Banjarmasin, HR Santa Maria Bunda Allah, Pembukaan Tahun 2022, Hari Perdamaian Dunia ke-55 (1/1/2022)

Sabtu (1/1/2022) – Mengawali tahun 2022, Keuskupan Banjarmasin mengadakan Misa peringatan beberapa perayaan penting, yaitu Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, Awal tahun 2022, Pembukaan Tahun Gereja Inklusif Keuskupan Banjarmasin serta Hari Perdamaian Dunia ke-55. Misa yang diadakan di Gereja Keluarga Kudus Katedral Banjarmasin itu dimulai pukul 18.00 WITA dan dipimpin oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang, didampingi oleh Vikjen Keuskupan Banjarmasin, RP. Albertus Jamlean MSC, RP Ignas Tari MSF selaku Pastor Paroki Katedral, dan para pastor Dekanat Banjarmasin yang hadir. Umat yang tidak hadir dalam misa tersebut dapat mengikuti melalui kanal Youtube Pusat Pastoral Keuskupan Banjarmasin.

Usai mendoakan Doa Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin di tahun Gereja Inklusif, perarakan pemimpin misa dan petugas liturgi memasuki gereja dengan iringan lagu pembukaan yang dipandu oleh koor dari Sacra Familia Paroki Katedral.

Dalam pengantar,  RP Albertus Jamlean, MSC menyampaikan bahwa Misa tersebut selain merayakan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah juga merayakan Hari Perdamaian Dunia ke-55. Lebih lanjut Pastor Albert juga menyampaikan bahwa pada tahun 2022, Keuskupan Banjarmasin secara resmi memasuki tahun Gereja Inklusif. Tahun Gereja Inklusif ini  merupakan fokus pastoral tahun ketiga dari periode 5 tahun kedua dari Arah Dasar Keuskupan Banjarmasin.

Dalam homilinya, Bapa Uskup mengungkapkan bahwa hari pertama setiap awal tahun merupakan hari yang penuh makna. Selain merayakan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, Gereja juga merayakan hari Sabtu pertama dalam bulan yang diintensikan untuk berdoa secara istimewa bagi para imam dan calon-calon imam.

Baca Juga:  Sejarah Gereja Maria Bunda Karmel, Sebamban Raya (bagian 2)

Perayaan Santa Maria Bunda Allah mengingatkan seluruh umat untuk meneladani Bunda Maria meskipun banyak hal yang terjadi di sekeliling kita yang sangat menyakitkan. Kita diajak untuk membiarkan Allah menunjukkan kepada kita jalan mana yang harus kita tempuh dan membiarkan Roh Kudus membisikkan kepada kita hal-hal yang harus kita lakukan. Kemudian Bapa Uskup mengutip beberapa kalimat dari doa Sinode yang merupakan doa Bunda Maria, yaitu membiarkan Allah menuntun di jalan yang sulit.

Di bagian lain homilinya, Bapa Uskup menceritakan bahwa pada tahun 1966, satu tahun setelah konsili Vatikan ke-2 berakhir, Paus Paulus VI menetapkan bahwa tanggal 1 Januari merupakan Hari Perdamaian Dunia. Hal ini mengingatkan kita sebagai murid-murid Yesus dan orang-orang beriman bahwa kedamaian yang sejati hanya muncul dari relasi yang benar dengan Allah dan relasi yang benar dengan sesama manusia. Kedamaian bukan dari senjata bukan dari kemauan manusia, melainkan berkat penuntunan Allah. Hal ini merupakan ajakan bagi umat  untuk menjadi duta-duta perdamaian.

Menutup homilinya, Bapa Uskup menandaskan,  “Marilah pada awal tahun 2022 ini, kita menyerahkan kembali kepada Tuhan segala keberadaan kita dan segala berkat yang kita alami sejak Tuhan memperkenankan kita hadir di Bumi ini, dan dengan rendah hati senantiasa membuka hati kepada semua orang dan segala makhluk tumbuh menjadi berkat melalui kesaksian iman.”

Memasuki Tahun Gereja Inklusif, Gereja Keuskupan Banjarmasin diajak untuk menjadi tanda kehadiran Kristus dengan  membuka diri kepada sesama kita manusia.  Semoga Tuhan memberkati kita. (StZ)