Perkembangan Pembangunan Gereja Maria Bunda Karmel
Sejak dibangun hingga diresmikan pada tahun 2020, kelengkapan bangunan gereja dilaksanakan secara bertahap. Akhir tahun 2020, Rm. Mento merenovasi kamar mandi dan toilet yang diperuntukan bagi umat. Awal tahun 2021, rencana perbaikan kursi-kursi umat dilaksanakan. Selama 2 bulan sebanyak 88 kursi panjang umat telah diubah pijakan lutut menjadi bisa dilipat. Dana yang digunakan untuk perbaikan kursi ialah dari iuran mandiri umat paroki Maria Bunda Karmel.
Memasuki pertengahan tahun ke dua, paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya melaksanakan program pembangunan yaitu pemasangan plafon gereja. Di latar belakangi oleh situasi gedung gereja yang kurang nyaman yakni banyaknya burung-burung liar yang masuk melalui celah-celah atap gereja. burung-burung tersebut membuat sarang di sela-sela tiang atap dan meninggalkan banyak kotoran di dinding dan lantai gereja. Hal tersebut membuat umat kerepotan saat membersihkan gereja, dan pastor yang memimpin misa merasa kurang nyaman karena sewaktu-waktu burung bisa membuang kotoran dari atas altar.
Dalam sharing sehari-hari selama perencanaan pemasangan plafon, baik Romo terdahulu maupun Romo Mento selaku pastor paroki mengungkapkan bahwa ketika melaksanakan misa pagi atau misa harian, kepala beliau sering kejatuhan kotoran burung karena sarang burungnya berada di atas kursi imam.
Pernah pula diungkapkan hal yang sama oleh Rm. Hersemedi, CM ketika beliau menggantikan Rm. Mento yang sedang bertugas memberi rekoleksi ke Seminari St. Petrus bulan Mei 2021. Pengalaman tersebut diungkapkan Rm. Hersemedi pada bulan September ketika singgah di Paroki Sebamban menuju ke Batulicin bersama uskup dan sekretaris Keuskupan.
“Saya juga lho. Lha wong lagi misa , tiba-tiba ada yang jatuh di kepala. Haduh ini jan parah,” kata beliau disambut gelak tawa oleh ibu-ibu yang sedang menyapu gereja.
Bulan April, Romo Mento dan Pak Toto (Ketua Pembangunan) menemui tukang pemborong dan menanyakan jumlah dana yang diperlukan untuk memasang plafon gereja. Dana yang diperlukan ialah Rp. 150.000.000,- sekaligus pemasangan isntalasi listrik. Karena membutuhkan dana yang cukup besar, sementara kas Pembangunan masih sedikit, maka Romo Mento meminta bantuan dari seluruh umat paroki Sebamban dan juga membuat proposal ke paroki-paroki di Keuskupan Banjarmasin. Selain mengirim proposal ke paroki-paroki di Keuskupan Banjarmasin, Pelaksana Pembangunan paroki Sebamban juga mengirimkan proposal ke DSAK-KWI atas arahan Rm. Simon selaku ekonom Keuskupan Banjarmasin.
Akhir Mei 2021, kesepakatan pemasangan plafon antara Pelaksana Pembangunan dan Pemborong terlaksana. Dengan modal Rp. 50.000.000,- dari kas Pembangunan dan belum mendapat sumbangan dari manapun, dengan mantap Rm. Mento memulai kegiatan pemasangan plafon tersebut. pada hari Minggu tanggal 6 Juni 2021, Rm. Mento mulai mengumumkan kepada umat untuk aktif berpartisipasi dalam program ini.
“Gereja ini milik kita bersama. Kalau engkau malu menyumbang dua ribu rupiah secara pribadi, kumpulkanlah dengan yang lainnya pada ketua stasi sehingga jadi banyak. Jangan lupa, kita juga berserah pada pelindung kita Maria dari gunung Karmel, agar rencana kita berjalan baik.” Setelah misa pada hari minggu itu, kantor sekretariat ramai didatangi umat untuk meminta nomor rekening pembangunan milik paroki Sebamban. Dalam bulan Juni juga, dana pembangunan telah terkumpul baik dari umat pribadi, stasi, maupun dari paroki-paroki yang ada di Keuskupan Banjarmasin. Bulan September, paroki Sebamban juga mendapat tambahan bantuan dana dari DSAK-KWI sebesar Rp. 25.000.000,-.
Dalam perencanaannya, pemborong menargetkan pemasangan plafon akan selesai dalam waktu dua bulan. Romo menargetkan akan selesai sebelum beliau cuti pada akhir bulan Juli 2021. Namun karena berbagai situasi, pemasangan tidak dapat selesai dalam waktu dua bulan. Pembrong hanya bekerja pada hari Senin sampai hari Kamis. Hari jumat sampai minggu libur karena gereja akan digunakan untuk persiapan misa Minggu. Pemborong juga cukup kerepotan karena harus menggeser-geser kursi umat sebelum memasang peralatan. Selain itu, posisi plafon bagian tengah juga cukup tinggi. Setiap jumat sore, Romo Mento yang mengembalikan kursi-kursi itu ke posisi semula. Pertengahan bulan Oktober 2021, pemasangan plafon telah mencapai 80 %. Romo Mento menargetkan agar beberapa pekan sebelum Natal sudah tidak ada pengerjaan plafon lagi.
Setiap Minggu, setelah penerimaan Komuni, romo Mento mengajak umat berdoa untuk kelancaran pembangunan gereja. Romo Mento juga mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang memberikan bantuan kepada gereja Sebamban. Setelah menyelesaikan pemasangan plafon ini, rencana pembangunan berikutnya ialah membongkar kisi-kisi dinding kemudian dipasangi jendela agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tentunya umat Sebamban musti bekerja lebih giat untuk membantu pembangunan di Paroki Maria Bunda Karmel tercinta.