Sepenggal kisah yang dituturkan Romo Simon dalam homili pelayanan misa di Paroki Maria Bunda Karmel membuat terharu bagi umat awali Stasi Sebamban dan pengetahuan bagi generasi muda penerus paroki. Mari simak sharing pengalaman Romo Simon:

Gereja Maria Bunda Karmel-Sebamban Raya setelah renovasi

“Sebamban ini dibangun dengan susah payah, dengan cucuran keringat dan air mata, dari ujung sana ke sini, berpuluh-puluh kilometer jauhnya. Sekarang sudah licin ya, 30 menit saja. Aja (jangan) tanya jaman dulu ya. Saya dulu tourne jalannya masih tanah liat dan berbatu-batu,” begitu kilas balik Romo  Simon tahun 2001, “Sekarang  lihat gereja sudah licin lantainya. Tapi yang jadi pertanyaan, licinnya tiap hari, tidak? atau hanya pas mau misa saja? atau Romo Mento nyapu sendiri?” begitu Romo Simon memberi pertanyaan reflektif untuk perhatian umat terhadap gerejanya.

Romo Simon melanjutkan,“Saya lihat atap, sekarang sudah bagus. Dulu saya ndak lihat plafon, saya lihatnya burung berkeliaran. Sebamban sudah luar biasa berkembang. Yang baru-baru pasti melihat segala sesuatu, ‘oh sudah ada’. Tapi gereja ini dulu dibangun dengan “kerja paksa” Oh bukan ya? Dengan kerja keras. Ya meski kadang-kadang harus dipaksa kerja,” kalimat Romo Simon ini disambt gelak tawa umat.

Pembekalan pengurus DPP Paroki Maria Bunda Karmel beberapa waktu yang lalu.

“Paroki kalian kalau tidak dibangun dengan kekompakan, satu ingin ke Sebamban, satu ingin ke sana…bubar. Jalankan sesuai fungsinya! Kalau kamu ketua stasi, maka jalankan tugasmu sebagai ketua umat. jadilah umat yang tahu juga pekerjaannya. Kalau kalian sama-sama nunggu, tidak akan selesai. maka kekompakan dalam satu paroki itu sangat dibutuhkan. Komunitas di Sebamban cukup lumayan jauhnya. Yang dari Mustika dan Sebamban 3 jauhnya 30 km. Stasi 4 A masih bingung ya? Mau ke sini atau ke Sungai Danau? sekarang masih di Sebamban Raya ya, karena sejak dulu memang masuk ke Sebamban. Batas teritorial kecamatan memang masuk ke Sungai Danau, namun hal tersebut tidak menjadi pembatas kalian dalam berelasi. Relasi yang kuat, keeratan dan kekompakan dengan komunitas Sebamban itulah yang menjadi kekuatan Sebamban Raya ini.”

Baca Juga:  Pembekalan dan Pelantikan Dewan Pastoral Paroki Santo Vinsensius a Paulo Batulicin

Romo menyapa umat-umat pendahulu yang merintis terbentuknya wilayah Sebamban Raya, juga menyapa stasi-stasi baru yang dibentuk pada masa pelayanan Romo Bosco Edo, O.Carm yaitu stasi St. Petrus dan Stasi St. Paulus yang dibentuk sesudah Rm. Mento O.Carm bertugas di Sebamban. “Sekarang kalian bukan lagi disebut komunitas atau stasi, tapi sekarang punya nama keren yaitu paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya. Ini pertama kalinya saya menyebut “paroki” di hadapan umat sekalian.” Umat spontan tertawa.