Doa dan berkat oleh Vikjen Keuskupan Banjarmasin, RP. Albertus Jamlean, MSC sebelum Rekaman Paduan Suara OMK Campuran

Perhelatan akbar Pesparani II akan digelar pada 28-31 Oktober 2022. Pesta Paduan Suara yang akan terselenggara atas kerjasama antara Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Kementerian Agama Republik Indonesia dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) bersama Lembaga Pembinaan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) tersebut diadakan secara offline (tatap muka) dan online (non tatap muka).

Mata lomba offline atau tatap muka akan diselenggarakan di Kupang NTT. Mata lomba yang digelar adalah: Paduan Suara Dewasa Campuran, Mazmur Anak, Remaja, OMK dan Dewasa, Cerdas Cermat serta Bertutur Kitab Suci.

Sedangkan Mata lomba yang dadakan secara online adalah: Paduan Suara Anak, Paduan Suara Remaja Gregorian, Paduan Suara OMK Campuran, Panduan Suara Dewasa Pria Gregorian dan Paduan Suara Dewasa Wanita. Di tingkat nasional mata lomba yang diadakan online sudah selesai. Batas waktu pengiriman video dari LP3KD adalah akhir September 2022 lalu. Saat ini sudah masuk tahap penjurian. Rencananya pada 31 Oktober nanti akan diumumkan.

Rekaman Paduan Suara Remaja Gregorian

Proses rekaman mata lomba non-tatap muka oleh LP3KD Kalimantan Selatan telah dilakukan pada 10 September 2022 malam di gereja Katedral Banjarmasin untuk kategori Paduan Suara OMK Campuran. Paginya di tempat yang sama, 11 September 2022, Paduan Suara Dewasa Pria Gregorian memulai rekaman hingga tengah hari dan dilanjutkan oleh Paduan Suara Remaja Gregorian. Paduan Suara Dewasa Wanita mengakhiri proses perekaman pada malam harinya.

Rekaman Paduan Suara Dewasa Wanita

Ternyata proses pembuatan video rekaman Paduan Suara tidak berlangsung dengan mudah. Ada beberapa kendala, baik dari segi teknis maupun personil yang membuat rekaman mesti diulang-ulang hingga untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Maka tak heran, pada beberapa kategori, rekaman yang direncanakan selesai dalam waktu dua jam, baru diselesaikan dalam waktu 3-4 jam. Salah seorang penyanyi Paduan Suara Dewasa Wanita yang enggan disebutkan namanya, mengatakan, “Mendingan lomba tatap muka. Sekali saja tampil. Apapun yang terjadi…ya itu hasilnya.” Sementara itu beberapa anggota Paduan Suara Remaja Gregorian berharap bahwa kelompok Paduan Suara ini tidak berhenti hingga rekaman ini selesai, namun ke depannya bisa tetap berlatih dan melayani misa di paroki-paroki.

Baca Juga:  Mgr. Petrus Timang Meresmikan Columbarium Santo Yoseph pada Misa Peringatan Arwah Orang Beriman

Video di balik layar rekaman lomba non tatap muka:

https://youtu.be/-mC-HMGDQHo

Seminggu setelah proses rekaman di gereja Katedral, rekaman kategori Paduan Suara Anak diadakan di gereja Santo Yosep, Suriyan, Kab.Tabalong. Berbeda dengan para penyanyi kategori lomba non-tatap muka lainnya yang dipilih oleh para pelatih, para penyanyi Paduan Suara Anak ini merupakan hasil audisi, mengingat minat anak-anak Suriyan yang ingin terlibat mengikuti paduan suara lebih banyak dari pada jumlah anggota paduan suara yang telah ditetapkan.

Pelatih Paduan Suara Anak, Alfian, mengungkapkan, “Semangat anak-anak di Suriyan untuk mengikuti Paduan Suara sungguh luar biasa. Meskipun terkadang ada anak yang dperbaiki cara menyanyinya hingga menangis, namun mereka tetap memiliki keinginan untuk terus berlatih. Awalnya, kami berlatih hampir setiap hari tapi setelah mereka mulai menguasai lagu, kami berlatih seminggu 4-5 kali saja.” Ketika ditanya, bagaimana respon orangtua ketika melihat anak-anaknya dilatih secara keras dan disiplin, mahasiswa Seni Musik sebuah universitas di Surabaya ini menyatakan, “Saya bersyukur para orangtua sangat mendukung anak-anaknya untuk tekun mengikuti paduan suara. Mereka bahkan mendorong saya untuk bersikap keras dan disiplin dalam melatih jika anak-anak mulai susah diatur.”

Dalam proses rekaman Paduan Suara Anak di gereja Suriyan, Tim Rekaman, Tim dari Pembimas dan Tim Pelatih Paduan Suara dari Banjarmasin datang ke Suriyan. Seperti halnya kategori lain, proses rekaman Paduan Suara Anak berlangsung berulang-ulang, dari siang hingga malam hari. Meskipun demikian, anak-anak tetap menunjukkan semangatnya. Ketika ditanya, apakah mau ikut lomba seperti ini lagi? Spontan dan serempak mereka menjawab, “Maaauuuu…” (smr)