Rumah Sakit Apung (RSA) Dr. Lie Dharmawan: Memberikan Pelayanan Terbaik (Bag 2)
Maret 2013, Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan mulai melakukan pelayaran medisnya ke berbagai daerah pesisir di Indonesia. Sebanyak 1.630 pasien pengobatan umum telah ditangani. Sementara 60 bedah mayor dan 117 bedah minor juga berhasil dilakukan di atas RSA yang memiliki fasilitas selayaknya rumah sakit di darat ini. Dan semua pengobatan yang dilakukan di RSA dr. Lie Dharmawan ini tidak dipungut biaya alias GRATIS. (kickandy.com)
Ketika salah satu rumah sakit apung (RSA) milik doctorSHARE bernama Nusa Waluya II berlabuh dan memberikan pelayanan kesehatan di Kotabaru, Kalimantan Selatan, Pimpinan Redaksi Majalah Ventimiglia, RD. Ignatius Allparis Freeanggono berkesempatan berbincang-bincang dengan salah seorang dokter RSA Nusa Waluya II, Dr. Wahyudi Irawan. Berikut petikan perbincangan yang terjadi di pastoran paroki Santo Yusup Kotabaru tersebut:
Sejak kapan bergabung dengan programnya dokter Lie?
Saya bergabung sejak tahun 2019. Saya ikut di kapal apung pertama yang bernama “Bahenol”. Kapal itu sengaja dibeli oleh dokter Lie untuk mewujudkan misi beliau dalam pelayanan ke daerah-daerah yang tertinggal yang tidak bisa dijangkau oleh fasilitas kesehatan. Kapal itu berbentuk seperti kapal barang yang terbuat dari kayu.
Kenapa diberi nama “Bahenol”?
Karena kapalnya itu adalah kapal yang besar. Namun sangat disayangkan bahwa kapal itu sekarang sudah karam tahun ini di perairan Sumba dan tidak bisa digunakan lagi sehingga sekarang dalam pelayanan menggunakan cadangan kapal yang lain. Sementara itu sebagai pengganti kapal yang terbakar itu, sekarang sudah ada kapal yang baru berada di Bulukumba dan sedang dalam proses penyelesaian.
Mengapa Kotabaru menjadi salah satu daerah yang dikunjungi kapal dokter Lie?
Kotabaru menjadi pilihan karena menurut data, Kotabaru mempunyai angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi. Hal itu lah yang membuat kami melakukan pelayanan disini. Selain pelayanan untuk ibu dan anak, kami juga melakukan pelayanan yang lain. Di Kotabaru juga terdapat banyak pulau-pulaunya, diharapkan pelayanan ini bisa menjangkau pulau-pulau terluar dari Kotabaru.
Puji Tuhan selama pelayaran kapal ini, banyak masyarakat yang dari luar pulau juga berdatangan. Operasi dari dokter bedah pun bisa berjalan dengan baik disini, mulai dari operasi yang kecil sampai operasi yang besar.
Orang-orang yang tergabung didalam program pelayanan ini secara tidak langsung sudah tersaring dengan jiwa semangat dan niat untuk saling berbagi sesama yang membutuhkan. Pada dasarnya kita diberi anugerah dan talenta bukan untuk kenikmatan tersendiri tetapi untuk dapat kita bagikan kepada sesama terlebih yang mebutuhkan kita.
Apa motivasi terbesar dokter dalam turut serta misi pelayanan ini?
Karena saya mau melayani. Mau memberikan ilmu yang sudah saya dapat dan pelajari selama ini kepada masyarakat yang membutuhkan. Ironis sekali, Indonesia memiliki begitu banyak pulau tetapi memiliki fasilitas kesehatannya sangat minim.
Beberapa pasien sudah kami tangani, baik pasien dengan persalinan Caesar, persalinan normal, operasi kista, operasi miom dan operasi yang lainnya. Sudah banyak operasi yang kami lakukan di sana. Kita membantu orang-orang yang tidak terjamah oleh fasilitas kesehatan di kota. Masyarakat bisa mendapatkan fasilitas secara gratis dan pelayanan yang lebih baik. Fasilitas yang ada di kapal ini cukup mumpuni untuk melakukan tindakan oleh karena itu kami mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Beberapa kesaksian dari para pasien menyatakan bahwa mereka sangat senang dengan pelayanan yang kami berikan. Kami melayani dengan tulus, dengan senyuman dan tutur kata yang baik. Bukan karena mereka mendapatkan fasilitas ini gratis lalu diperlakukan dengan tidak baik. Tidak. Justru kami memberikan pelayanan terbaik yang kami bisa lakukan.