Renungan oleh RP. Ambrosius, MSF.

Selasa, 14 September 2021

Pesta Salib Suci

Novena Maria la Salette hari ke-5

Bil. 21:4-9

Flp. 2:6-11

Yoh. 3:13-17

 

Saudara/i yang terkasih…

Setiap orang memilih dan memiliki tempat untuk menunjukkan siapa dirinya. Tempat yang paling disukai oleh manusia dan sering diperebutkan manusia adalah kekuasaan karena kekuasaan tempat yang aman, empuk, dan dapat menjadi sarang untuk menghancurkan sesama.

Hal ini berbeda dengan Yesus. Tempat yang Dia pilih adalah Salib, kayu kering yang tidak berguna. Namun karena Yesus, maka salib berubah menjadi pohon kehidupan yang membawa keselamatan.

Saudara/i yang terkasih…

Salib adalah tempat perendahan diri Yesus sekaligus tempat Dia ditinggikan. Inilah yang ditegaskan dalam bacaan-bacaan hari ini. Rasul Paulus menegaskan : “dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan Diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Sebab itu Allah meninggikan Dia”.

Hal ini ditegaskan kembali oleh Yesus dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus : “Sama seperti Musa meninggikan ular di Padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal”.

Saudara/i yang terkasih…

Yesus Kristus yang adalah Allah rela mengosongkan diri, mengambil rupa hamba, merendahkan Diri-Nya terlebih dahulu sebelum ditinggikan oleh Allah Bapa. Bagaiman dengan kita? Apakah saya juga rela merendahkan diri di hadapan Allah sehingga dapat memperoleh anugerah?

Manusia zaman ini adalah manusia yang bermental instan, sehingga menjadi pribadi yang bermental krupuk ketika menghadapi salib.

Sebagai orang Kristiani, ketika kita menghadapi dan mengalami salib, mari kita pada Salib Kristus tempat Dia merendahkan Diri dan tempat Dia ditinggikan oleh Allah sambil bertanya “apakah salibku lebih berat dari salib Yesus?” Mari pasrah pada Dia yang tersalib karena Dialah Sumber keselamatan kita. Semoga doa Keluarga Kudus Nazareth membantu kita. Tuhan memberkati kita.

Baca Juga:  Setia dan Waspada

 

Secangkir teh – Mu-Sa-Fir