Setelah dua tahun menjadi Pastor Paroki Stella Maris Sungai Danau, pada tahun  2010, RD. Ignatius Supardi  pindah tugas. Paroki Sungai Danau kemudian dilayani oleh pastor CICM, yaitu RP. Cornelius Franz Liman, CICM dan didampingi oleh RP. Matius Pawai, CICM dan Diako Santos, CICM.

Perayaan Paskah di gereja Sebamban 2F yang baru selesai dibangun


Pembangunan Fisik dan Rohani serta Pembenahan Administrasi

Pastor Franz berkarya bersama dengan Pastor Matius selama dua tahun. Selama dua tahun itu, pastor Frans banyak membenahi fasilitas paroki salah satunya adalah renovasi pastoran Stella Maris. Sedang pastor Matius berperan serta dalam merenovasi gedung gereja paroki Stella Maris, dan mendesain 3 kapela di wilayah Sebamban yaitu kapela Sta. Maria Bunda Allah 4A, kapela St. Yusuf 2D, dan kapela St. Matius 3A. Pembangunan kapela-kapela diawali dengan acara peletakan batu pertama oleh pastor Franz. Pastor Matius lebih banyak mengambil pelayanan sakramen dan pembangunan fisik di wilayah Sebamban. Pastor Matius memasang instalasi listrik di gereja 2 F. Dalam wawancara melalui telepon seluler pastor Matius mengatakan, “Waktu saya datang ke gereja 2F yang besar itu, saya lihat kabel-kabel listrik semacam tali layang-layang. Lalu saya ajak umat berbenah, saya panjat dinding dan atap, maka jadilah lampu-lampu itu bergelantungan di atas.” Diakon Santos juga ambil bagian dalam urusan kepemudaan. Diakon mengadakan pertemuan OMK dekanat Timur di Pagatan bersama dengan Frater Jeremias, CIMM yang menjalani tahun orientasi di Paroki Batulicin.

Tahun 2009 pastor Franz dipindahkan ke Paroki Pelaihari, pastor Matius diangkat menjadi pastor paroki dan didampingi oleh Pastor Jeremias, CICM. Pengerjaan pembangunan di kapela-kapela wilayah Sebamban sekamin dipercepat. Pemasangan keramik, pengadaan meja altar, mimbar, dan inventaris lainnya. Suster-suster S.Sp. S juga membantu umat dalam pengadaan kain-kain altar dan baju misdinar.

Baca Juga:  Misa Peringatan Wajib St. Pius X, Paus, 21 Agustus 2021

Bantuan dari pastor Franz yang sudah bertugas di Pelaihari ialah mencarikan donatur untuk pengadaan kursi umat yang ada di kapela-kapela stasi Sebamban Raya. Pelayanan sakramen ke stasi-stasi berjalan lebih baik karena pada masa ini, paroki Stella Maris kedatangan diakon-diakon yang menjalani tahun orientasi pastoral. Diakon Andre berkunjung ke stasi-stasi menggantikan Pastor Matius. Beberapa bulan setelah diakon Andre ditahbiskan, datanglah diakon Whisnu CICM yang menjalani TOP selama enam bulan dan ditahbiskan menjadi di Paroki Stella Maris Sungai Danau. Setelah Diakon Whisnu ditahbiskan menjadi imam, Romo Matius Pawai, CICM mendapat penugasan baru di tempat lain. Tugas pastor paroki digantikan oleh Pastor Thomas Claudius, CICM atau biasa disapa dengan Romo Beni.

Dalam berpastoral, Romo Beni didampingi oleh RP. Jeremias, CICM dan RP Whisnu, CICM. Beberapa bulan kemudian, Rm. Jeremias pindah. Romo Whisnu berbagi tugas dengan Romo Beni untuk melayani perayaan Pekan Suci di stasi Sebamban Raya. Suster-suster S.Sp.S juga tidak pernah lelah memberikan pelayanan sakramen dan membantu umat dalam persiapan-persiapan hari raya besar.

Pada masa penggembalaan Romo Beni, pembenahan administrasi paroki pun dilakukan. Buku-buku wajib paroki dilengkapi, arsip-arsip dirapikan, pendataan umat  mulai digiatkan dan bidang-bidang administrasi paroki lainnya juga mulai dikelola dengan baik.

Kehadiran Pastor yang Menetap di Gereja Sebamban

Dengan adanya rencana penambahan pastor yang akan tinggal di Sebamban dan melayani umat stasi Sebamban, maka Romo Beni kemudian merenovasi bagian belakang bangunan gereja Sebamban II F menjadi pastoran. Pekerjaan ini berlangsung kurang lebih dua bulan.

Tahun 2016, pastor dari kongregasi O.Carm mulai berkarya di Keuskupan Banjarmasin dan menugaskan RP. Gregrorius Karel Nasionus Tola, O.Carm melayani umat Paroki Stella Maris membantu Romo Beni. Pastor yang akrab disapa sebagai Romo Karel ini ditempatkan di pastoran gereja Sebamban 2F yang telah selesai dibangun. Dengan adanya pastor yang tinggal di Sebamban, maka pelayanan pastoral dan misa di stasi-stasi di wilayah Sebamban menjadi lebih mendapat perhatian dan lebih sering dilakukan.

Baca Juga:  Budaya Peranakan Tionghoa Banjar #1: Sembahyang Pia ( Kue Bulan )

Ketika Romo Karel tinggal di pastoran Sebamban 2F, pembangunan gereja dilanjutkan dengan pembuatan pagar. Dalam pembuatan pagar ini, Romo Karel menggerakkan umat stasi-stasi untuk ambil bagian. Sebagai contoh, stasi Sebamban 2 F mendapat jatah pagar sepanjang 5 meter, stasi 2 D 3 meter, dan seterusnya sesuai dengan kemampuan finansial setiap stasi.

Beberapa bulan kemudian, Romo Beni ditarik menjadi Sekretaris Keuskupan Banjarmasin dan tinggal di Wisma Immaculata Banjarmasin. Selanjutnya Romo Karel diangkat menjadi Pastor Paroki Stella Maris menggantikan Romo Beni dan pindah ke pastoran Paroki Sungai Danau. Tugas pelayanan bagi umat stasi Sebamban digantikan oleh RP. Bosco O.Carm yang tinggal di pastoran gereja Sebamban 2F. Pada masa ini, Stasi Sebamban mengalami pemekaran dari 7 stasi menjadi 9 stasi. Romo Bosco juga bergerak aktif dalam pembangunan, salah satunya adalah pemasangan teras pastoran.

Akhir tahun 2017, 9 stasi di Sebamban sepakat untuk menjadikan gereja Santo Yohanes, Sebamban 2F sebagai tempat Misa Hari Minggu dan Hari Raya. Namun kunjungan atau turne tetap dilaksanakan di kapel stasi. Ketika Romo Bosco tinggal di Sebamban, kegiatan OMK dan SEKAMI menjadi lebih aktif. Dewan Wilayah, sebagai kepanjangan tangan Dewan Paroki Sungai Danau mulai dibentuk.

Menuju Pemekaran Paroki

Pada 1 Juli 2018 terlaksana sebuah pertemuan besar bersama Uskup Keuskupan Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang yang antara lain membahas rencana pemekaran Paroki Stella Maris Sungai Danau dengan pembentukan Paroki di Sebamban. Dalam pertemuan ini, Bapa Uskup memberikan arahan kepada umat hal-hal penting yang harus dilakukan dalam mempersiapkan berdirinya sebuah paroki.

Pada 11 Juli 2018, Ordo Karmel mengirimkan Diakon Didimus Dikwan Keumansay M.W O.Carm untuk membantu Romo Bosco dan tinggal pastoran gereja Sebamban 2F. Selama beberapa bulan Diakon Dikwan berperan aktif dalam pelayanan seperti: melatih koor dalam persiapan perayaan Natal 2018. Bulan Februari 2019, Diakon Didimus kembali ke Seminari Karmel di Maumere.

Baca Juga:  Merekam Jejak Keuskupan Banjarmasin

Sejak awal tahun 2019, Stasi Sebamban Raya mulai dilatih untuk mengelola keuangan seperti Kolekte, sumbangan pembangunan, dan lain-lain. Sementara untuk urusan administrasi masih bergabung di pusat Paroki Stella Maris. Perusahaaan-perusahaan yang ada di daerah Kecamatan Angsana juga mulai memberikan bantuan-bantuan untuk kemajuan Gereja Katolik di Sebamban Raya. Ada yang memberi bantuan mimbar, kipas angin, bantuan untuk acara-acara Natal dan Paskah, juga termasuk bantuan pembuatan teras Pastoran.

Pendirian dan Peresmian Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya

September 2019, Romo Bosko pindah tugas ke Medan dan digantikan oleh RP. Frumentius Ebu, O.Carm atau Romo Mento sebagai pastor pembantu untuk wilayah Sebamban Raya. Dalam perkembangannya, Stasi di Sebamban mekar menjadi 10 stasi. Romo Mento bergerak aktif dalam melayani umat dengan melanjutkan jadwal-jadwal tourney.

Tanggal 1 Januari 2020, dalam Misa Pembukaan Tahun Gereja Kontekstual Keuskupan Banjarmasin di Paroki Katedral Banjarmasin, Bapak Uskup secara resmi mengumumkan dan membacakan SK Pendirian Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya dan SK Pengangkatan RP. Frumentius Ebu, O.Carm sebagai Pastor Paroki Maria Bunda Karmel. Pada tanggal yang sama SK Uskup tersebut dibacakan Romo Mento di depan umat Sebamban Raya.

Tanggal 23 Februari 2020, Mgr. Petrus Boddeng Timang meresmikan Paroki Paroki Maria Bunda Karmel Sebamban Raya dalam rangkaian upacara Misa syukur.

Pastor Frumento, O.Carm (tengah) – pastor pertama Paroki Maria Bunda Karmel, Sebamban Raya

(Ditulis oleh : Villa Nova Susanti. Sumber : Kronik dari bapak Fransiskus Purwanto, cerita dari Bapak Stevanus Mulyono, Bapak Stefanus Sumarno, dan dokumentasi oleh Alm. Bapak Ignatius Mitro)