Dibacakan/diterangkan di semua paroki di Keuskupan Banjarmasin tanggal 30-31 Oktober 2021

 

“MENUJU GEREJA SINODAL:PERSEKUTUAN,PARTISIPASI,DAN MISI”

 

Para Romo, Bruder, Suster, Frater, Ibu-Bapak, Kaum Muda, Remaja, dan Anak-anak yang terkasih dalam Kristus.

Pada hari Minggu, 10 Oktober 2021, di Roma, Paus Fransiskus telah membuka secara resmi Sinode Para Uskup yang akan berlangsung selama 2 tahun dan berpuncak pada Oktober 2023. Sinode ini mengambil tema: “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”. Bapa Suci Paus Fransiskus menghendaki agar Sinode kali ini melibatkan tidak hanya para Uskup, namun juga seluruh umat beriman, baik kaum tertahbis (klerus), anggota hidup bhakti, maupun awam, terutama mereka yang selama ini kurang diperhatikan atau didengar di seluruh dunia. Hal ini ditempuh melalui pelaksanaan Sinode di masing-masing keuskupan.

Itulah sebabnya pembukaan Sinode oleh Paus tersebut kemudian diikuti oleh pembukaan Sinode Keuskupan, pada Minggu 17 Oktober 2021. Pembukaan Sinode Keuskupan Banjarmasin telah kita laksanakan pada tanggal tersebut dalam perayaan Ekaristi di gereja Katedral Keluarga Kudus, Banjarmasin.

 

Apa itu“Sinode”?

Berdasarkan asal katanya,“sinode” berasal dari 2 kata Yunani syn (=bersama) dan hodos (=berjalan). Maka Sinode berarti “berjalan bersama”. Sedangkan menurut kanon 342 Kitaby Hukum Kanonik, “Sinode para Uskup ialah himpunan para Uskup yang dipilih dari pelbagai kawasan dunia yang pada waktu-waktu yang ditetapkan berkumpul untuk membina hubungan erat antara Paus dan para Uskup, dan untuk membantu Paus dengan nasihat-nasihat guna memelihara keutuhan dan perkembangan iman serta moral, guna menjaga dan meneguhkan disiplin gerejawi, dan juga mempertimbangkan masalah-masalah yang menyangkut karya Gereja di dunia”.

Sinode menjadi undangan untuk berjalan bersama dengan saling mendengarkan, disermen dan berdialog. Dengan cara berjalan bersama ini Gereja akan dapat setia melaksanakan misi yang dipercayakan kepadanya. Maka persekutuan umat beriman diundang untuk berpartisipasi menjalankan misi atau perutusan.

Baca Juga:  Pesan Natal 2022 Konferensi Waligereja Indonesia dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia

Semua anggota Gereja,baik klerus (tertahbis), anggota hidup bakti (religius dan sekular) maupun awam, yang tersebar dalam berbagai kelompok (komunitas/stasi, paroki,dekanat, kelompok kategorial/ormas dan kelompok hidup bhakti) diundang untuk saling berbagi dan mendengarkan kisah pengalaman iman agar dapat mendengar bisikan Roh Kudus, hingga dapat bersama-sama melaksanakan misi atau perutusan di dunia ini dengan lebih baik.

 

Mengapa Sinodalitas Gereja begitu ditekankan?

Sinodalitas atau kebersamaan Gereja sangat ditekankan karena hal itu merupakan “modus vivendi(cara hidup) dan modus operandi (cara bertindak)” khusus Gereja. Dalam dan melalui kebersamaan ini umat Allah mewujudkan diri sebagai persekutuan (communio) yang berjalan bersama,berkumpul,dan mengambil bagian (participatio) secara aktif dalam melaksanakan misi atau perutusan (missio).

Gereja sinodal adalah Gereja yang bergerak keluar, Gereja yang misioner,yang pintu-pintunya terbuka (Evangelii Gaudium 46). Semangat ini tergambar dengan sangat nyata pada sikap para Rasul yang berkata: “Kami tidak mungkin untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan kami dengar” (Kis 4:20) sebagaimana ditegaskan dalam tema Minggu Misi Sedunia ke-95 tahun ini yang kita rayakan pada hari Minggu tanggal 24 Oktober 2021 yang lalu.

Ungkapan semangat dan gerak nyata para Rasul itu “merupakan panggilan kepada kita masing-masing untuk ‘memiliki’ dan membawa kepada orang lain apa yang kita kandung dalam hati kita. Misi selalu menjadi tanda resmi Gereja, karena ‘Gereja ada untuk mengevangelisasi'(EN 14)”. Hal ini ditegaskan kembali oleh Paus Fransiskus dalam pesannya pada Minggu Misi tahun ini.

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Sinode di Keuskupan Banjarmasin akan berlangsung selama 5 bulan, mulai tanggal 17 Oktober 2021 sampai dengan 17 Maret 2022. Dalam kurun waktu lima bulan tersebut akan dilakukan proses konsultasi atau rembugan dalam berbagai kelompok (komunitas/stasi, paroki, dekanat, kelompok kategorial/ormas dan kelompok hidup bhakti) guna mengumpulkan kekayaan pengalaman sinodalitas yang dihayati dalam berbagai ungkapan serta aspek yang melibatkan para gembala dan seluruh umat beriman.

Baca Juga:  Budaya Peranakan Tionghoa Banjar #1: Sembahyang Pia ( Kue Bulan )

Proses sinode ini akan menjawab dua (2) pertanyaan pokok dan mendasar:

  1. Bagaimana “berjalan bersama” ini terjadi s ekarang di tin gkat-tingkat yang berbeda (dari tingkat lokal ke tingkat universal), yang memampukan Gereja untuk mewartakan Injil?
  2. Langkah-langkah apa yang diminta Roh Kudus untuk kita ambil agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi suatu Gereja sinodal?

 

Bagaimana Sinode itu akan dilaksanakan di Keuskupan Banjarmasin dan apa yang harus dilakukan oleh umat?

Di Keuskupan kita, Sinode ini akan difasilitasi oleh Tim Khusus yang sudah dibentuk. Tim ini akan segera mempersiapkan serta menetapkan langkah-langkah pelaksanaan proscs sinode. Konsultasi akan dilaksanakan dalam kelompok-kelompok komunitas, paroki, dekanat, hidup bhakti dan kategorial. Karena sinode ini menjadi kesempatan untuk semakin meningkatkan kesadaran umat dalam menghayati persekutuan, partisipasi dan perutusannya, maka akan dilaksanakan dengan mendengarkan semua umat beriman, terutama yang selama ini kurang diperhatikan atau didengarkan. Semua umat menjadi subjek sensus fidelium(rasa perasaan akan yang adikodrati atau rasa perasaan iman) yang tidak lain adalah suara yang hidup dari umat Allah.

Selain berpartisipasi dalam konsultasi iman, umat juga dimohon untuk terus mendaraskan Doa untuk Sinode “Adsumus Sancte Spiritus” dalam pelbagai kesempatan pertemuan umat, khususnya pada perayaan Ekaristi hari Minggu sepanjang pelaksanaan sinode.

 

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,

Saya mengajak Anda semua,umat Allah di Keuskupan Banjannasin,untuk berpartisipasi dengan penuh iman dan kegembiraan kasih karena kita sadar bahwa kita semua diutus oleh Kristus untuk mewartakan Injil dalam hidup kita.

Bapa Suci Fransiskus melalui pesannya pada Minggu Misi tahun ini juga menegaskan bahwa “hari ini juga Yesus membutuhkan hati yang mampu mengalami panggilan sebagai kisah cinta sejati yang mendorong mereka pergi ke pinggiran dunia sebagai pewarta-pewarta dan pelaku-pelaku belas kasih….Maka untuk berada dalam misi,kita harus memiliki kehendak untuk berpikir seperti Kristus sendin”.

Baca Juga:  Peraturan Pantang dan Puasa Masa Prapaskah 2024 Keuskupan Banjarmasin

Semoga Bunda Maria,murid pertama yang diutus, meningkatkan dalam diri semua orang yang telah dibaptis hasrat untuk menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat 5:13-14).Mari kita jalani sinode di Keuskupan kita dengan penuh syukur dan sukacita.Berkat Tuhan, Allah adalah Kasih, Deus Caritas Est.

 

Banjarmasin, 26 Oktober 2021

 

Petrus Boddeng Timang

Uskup Keuskupan Banjarmasin