Taman Doa Amata – Paroki Ave Maria Tanjung

Suatu hari, dalam kunjungan umat dari paroki lain ke gereja Ave Maria Tanjung, salah satu anak bertanya kepada Pastor Paroki Ave Maria, Tanjung, RP. Yohanes Sujono, MSC,  “Pastor gua Maria ada dimana? Saya mau berdoa.” Lalu Pastor Paroki Tanjung yang akrab disapa dengan Pater Jono itu pun menjawab, “Guanya Marianya baru akan dibuat”.

Kerinduan Umat untuk Berdevosi kepada Bunda Maria

Kepada kontributor Ventimiglia, Alvirasan (Tim Komsos Paroki Ave Maria Tanjung), Pater Jono menceritakan bahwa pertanyaan sederhana dari seorang anak itu dimaknai dan diyakininya sebagai suatu pesan kenabian, bahwa sarana ini  merupakan kebutuhan atau kerinduan umat untuk berdevosi kepada bunda Maria. “Sebenarnya waktu saya datang pertama kali di paroki ini pada Juli tahun 2019 saya juga bertanya-tanya, kok tidak ada fasilitas seperti gua Maria atau taman doa, padahal Gereja Katolik biasanya ada, dan nama yang dipakai paroki adalah Ave Maria, tapi pertanyaan ini hanya ada dalam hati saya” ungkap Pater Jono.

Terkait dengan pembangunan taman Doa ini, Pater Jono mengatakan bahwa umat merespon dengan sangat positif, hal ini terlihat dari berbagai bantuan yang diberikan oleh umat khususnya umat pusat paroki. Dalam wawancara tersebut Pater Jono juga mengatakan bahwa sumber dana untuk pembangunan taman doa ini sebagian besar berasal dari umat pusat paroki. Selain itu ada juga bantuan dari beberapa donatur luar seperti dari Jakarta dan Samarinda.

Pater Jono juga menyebutkan bahwa antusiasme umat setelah taman doa ini diresmikan patutlah disyukuri. “Kadang saat malam hari saya melihat ada yang datang dua atau tiga orang untuk berdoa, ada yang sendiri, dan juga ada yang membawa pasangan, kaum muda juga sering datang untuk berdoa”. Selain itu Pater Jono juga mengatakan bahwa ada umat Gereja lain yang berkunjung ke taman doa ini. “ Ya Bunda Maria bukan milik umat Katolik saja, melainkan milik seluruh umat kristiani,” katanya.

Baca Juga:  Penutupan Bulan Rosario Paroki Tanjung

Mengapa dinamakan AMATA?

“Nama AMATA untuk taman doa ini diambil dari akronim kata Ave Maria Tanjung. Selain itu AMATA juga memiliki makna latin yaitu Kasih. Waktu saya usulkan nama ini ke umat mereka menyetujinya. Kemudian taman doa ini diresmikan pada 1 Januari 2021, bertepatan dengan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah dan itu juga bertepatan dengan tanggal lahir saya,” cerita Pater Jono sambil tertawa.

Pater Jono berharap dengan adanya taman doa ini, bukan sekedar menjadi tempat wisata rohani, namun lebih kepada sebagai sarana untuk membangun hidup doa terlebih devosi kepada bunda Maria. Taman doa ini bisa berguna bagi siapa saja baik untuk doa pribadi, doa keluarga, meditasi maupun keheningan.”

Doa Rosario pada Pembukaan Bulan Maria, 1 Mei 2021

Umat Paroki Ave Maria Tanjung, Ibu Suryani dan Ibu Sendi ketika ditemui kontributor Ventimiglia mengatakan bahwa dengan adanya taman doa ini, mereka sangat senang dan lebih semangat dalam berdoa serta berdevosi kepada bunda Maria. Sementara itu Bapak Marjan Agustinus Nainggolan menyatakan, “Saya sebagai warga paroki Ave Maria, menjadi lebih memperhatikan, lebih berkontemplasi terhadap peranan Bunda Maria sebagai pelindung paroki, dan semua itu tergambar melalui taman doa ini,” ungkap Pak Nainggolan.

Hal senada juga diungkapkan Suster Dini, SPM terkait keberadaan Taman Doa Amata ini. “Taman doa ini memberikan suatu keindahan. Selain itu hadirnya taman doa ini dapat semakin meningkatkan iman kepada Yesus dan juga devosi terhadap bunda Maria,” katanya.

(Penulis: Simon Sabtaria Putram Juliet ; Foto-foto oleh: Alvirasan)

Doa Rosario Pembukaan Bulan Maria, 1 Mei 2021