Ungkapan Cinta kepada Bayi Yesus di Paroki-Paroki
Ketika mata hati anda terbang ke seluruh paroki-paroki di Keuskupan Banjarmasin maka akan timbul kekaguman dan haru karena begitu banyak kreasi, kerja sama, tenaga, waktu dan biaya dalam mengekspresikan tempat dimana Bayi Yesus dilahirkan.
Umat paroki, khususnya kaum muda, tidak terkekang ide-idenya. Mewujudkan Kandang Natal seolah-oleh berasal dari daerah parokinya. Dekorasi di Paroki Maria Bunda Karmel, Sebamban Raya menunjukkan kelimpahan bambu (bamban dalam bahasa setempat) sehingga tonggak-tonggak bambu menjadi ornamen pemanis ketika Keluarga Kudus berkenan mengunjungi Gereja Sebamban.
Proses kreasi Gua Natal dan Pohon Natal kontemporer telah didokumentasikan secara khusus oleh Orang Muda Katolik Paroki Yohanes Pemandi Landasan Ulin. Sebulan sebelum Desember proyek Gua Natal dan Pohon Natal sudah dimulai, dikomando oleh orang muda Mas Kris mereka berkarya dengan lembar styrofoam. Simak ketika kaum muda membentuk tim untuk menangani tugasnya masing-masing dalam channel Youtube mereka.
Gereja St. Vinsensius a Paulo Batulicin yang tahun lalu mengetengahkan Gua Natal dalam bentuk rumah sakit yag melindungi dari serangan virus Covid-19, kali ini mengusung tema kembali ke alam dengan rangkaian aneka daun, penuh dekorasi tanaman dengan latar belakang pohon Natal yang anggun. Gaya Gua Natal kembali ke alam juga dikreasi umat Paroki Santo Yosep Suriyan. Hamparan rumput tebal di atas batako dan kerangka kandang kayu atap rumbia dengan hiasan payung menyiratkan kesederhanaan dan keagungan.
Gua Natal Gereja Suriyan menyiratkan kesederhanaan dan keagungan peristiwa Natal (foto: Yufina).
Paroki baru Santo Matius Halong juga tidak ketinggalan berpatut diri, Gua Natal klasik dari kantong semen yang diberi ornamen bintang besar nampak pas sekali di dalam ruangan Gereja Mungil Santo Matius.
Lain pemaknaan Gua Natal lain lagi pemaknaan Pohon Natal. Special di Paroki Ave Maria Tanjung anda akan menangkap keragaman budaya Pohon natal melalui balutan aneka kain dari segala penjuru Indonesia: kain Batak, Toraja, Flores, Palembang, Bengkulu, Banjar, Dayak, Jawa dan lain-lain yang membentuk pohon menjulang berkelip lampu. Pater Jono terlihat bersemangat di tengah para dekorator, yang kebanyakan pekerja tambang,”Kain-kain ini melambangkan kebhinnekaan dalam budaya dan kami kerjanya malam karena mereka baru bisa bebas dari pekerjaan di malam hari.”
Semangat damai Natal untuk bersekutu-berpartisipasi-bermisi nampak di wajah Natal umat Keuskupan Banjarmasin.
O yaa,jangan lupa kunjungi Youtube Paroki Landasan Ulin berkreasi hiasan Natal!